Logo

Mahasiswa STTS Pasarkan Batik ke Pasar Internasional Melalui Aplikasi

Reporter:,Editor:

Kamis, 30 May 2019 08:39 UTC

Mahasiswa STTS Pasarkan Batik ke Pasar Internasional Melalui Aplikasi

no image available

JATIMNET.COM, Surabaya – Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) menciptakan inovasi aplikasi Auto Fashio Baju Batik. Upaya ini dibuat karena baju khas nusantara ini belum sepenuhnya dikenal di pasaran manca negara.

“Masih jarang di luar negeri yang menjual atau membeli batik Indonesia, jadi saya ingin memasarkan lewat aplikasi ini,” kata Mahasiswa Teknik Informasi STTS Timothius Tirtawan (22) di Gedung E STTS, Kamis 30 Mei 2019.

Menurutnya, aplikasi yang bisa digunakan melalui PC maupun laptop ini memudahkan masyarakat melihat dirinya mengenakan baju batik sesuai keinginan. Jika selama penelusuran tersebut sangat memuaskan, memungkinkan untuk membeli baju batik.

Pria asal Surabaya ini mengungkapkan cara menggunakannya relatif mudah. Pengguna aplikasi hanya memasukkan foto yang akan diedit ke aplikasi. Kemudian pengguna bisa memilih motif dan warna batik yang akan dikenakan.

BACA JUGA: Mahasiswa STTS Ciptakan Aplikasi Titip Makan

“Pengguna tidak perlu edit sendiri fotonya, tapi aplikasi dan komputer yang akan mendeteksi mana baju, celana, dan juga kulitnya,” kata dia.

Thimotius mengungkapkan aplikasi ini memuat 300 gambar batik dengan rincian 50 motif dan enam pola. Salah satu kekurangannya belum bisa digunakan untuk smartphone dan sensor camera. Hal ini karena hardware yang dibutuhkan dalam mengoperasikan aplikasi tersebut tergolong berat.

Aplikasi ini menggunakan metode deep learning, lanjutnya, yang berfungsi untuk mendeteksi secara otomatis bagian-bagian obyek gambar yang akan diedit. Seperti dalam menentukan baju, celana, kulit, secara detail.

“Saya sudah melakukan penelitian pendapat masyarakat, dan mereka menilai aplikasi yang saya buat sudah mencapai 70 persen realistis,” kata Thimotius.

BACA JUGA: STTS Kenalkan Teknologi Manajemen Lingkungan Industri

Selain itu, nantinya ia akan mengembangkan inovasinya pada media smartmirror yang banyak digunakan di manca negara. Apalagi model aplikasi yang digunakan adalah sama, dan yang membedakan adalah hardware untuk sensor kamera pada cermin.

Thimotius menjelaskan, smartmirror ini mempermudah pembeli untuk memilih kecocokan baju yang akan digunakan. “Ketika pelanggan berkaca, bisa berubah menjadi motif batik sesuai pilihan,” kata dia.

Ia mengaku di luar negeri pun hanya bisa mengubah warna polos baju pelanggan, bukan pada model motif maupun batik. Dengan hal tersebut, ia yakin bahwa inovasi Auto Fashion Baju Batik ini bisa menarik perhatian dan mempermudah pelanggan untuk memilih baju.

“Tujuannya juga untuk mengenalkan batik, agar lebih tertarik membeli dan menggunakan batik,” kata dia.