Logo

Gubernur Papua Imbau Warganya Merespons Secara Wajar Soal Insiden di Surabaya

Reporter:

Senin, 19 August 2019 02:16 UTC

Gubernur Papua Imbau Warganya Merespons Secara Wajar Soal Insiden di Surabaya

Ilustrasi: Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Papua Lukas Enembe mengimbau kepada masyarakat Papua agar merespons kejadian di Surabaya, Malang, dan Semarang terhadap mahasiswa Papua secara wajar dan tidak melanggar hukum.

"Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan kepada seluruh masyarakat Papua yang berada di Provinsi Papua maupun seluruh wilayah Indonesia untuk merespons insiden Surabaya, Semarang, dan Malang tersebut secara wajar tanpa adanya tindakan yang bertentangan dengan norma adat budaya dan peraturan yang berlaku," tulis Lukas dalam rilis yang diterima Jatimnet.com.

Dalam siaran pers tersebut, gubernur  juga berharap kepada masyarakat non-Papua di seluruh wilayah Indonesia tetap menjaga harmoni kehidupan dan tidak melakukan tindakan persekusi, main hakim sendiri, bertindak rasis, intoleran, dan diskriminatif.

BACA JUGA: Tak Cukup Bukti, Polisi Pulangkan 43 Mahasiswa Papua ke Asrama

Selain itu, Lukas juga menyatakan empati dan prihatin atas insiden tersebut yang berakibat adanya penangkapan dan pengosongan asrama oleh aparat keamanan.

“Pemerintah Provinsi Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan sepanjang dilakukan secara profesional, dan berkeadilan,” tulis Lukas lagi.

Ia berharap aparat tidak melakukan pembiaran atau main hakim sendiri oleh kelompok atau individu yang dapat melukai hati masyarakat Papua.

BACA JUGA: Persekusi Mahasiswa Papua di Surabaya Dinilai Sebagai Kekerasan Rasial

Lukas juga mengajak kepada seluruh gubernur, bupati, wali kota di seluruh Indonesia ikut membina pelajar atau mahasiswa di wilayah masing-masing guna mencegah adanya insiden serupa di masa mendatang yang sekaligus merajut rasa nasionalisme, persatuan, dan kebersamaan sesama anak bangsa.

Sebelumnya, Asrama Mahasiswa Papua di Kalasan, Surabaya didatangi oleh massa dari berbagai kelompok Jumat 16 Agustus 2019 hingga pukul 23.00 WIB.

Sabtu 17 Agustus aparat kepolisian dan sejumlah ormas kembali mendatangi asrama tersebut, sementara 43 mahasiswa Papua masih bertahan di dalam asrama .

BACA JUGA: 43 Mahasiswa Papua Dikembalikan ke Asrama Saat Tengah Malam

Bahkan, situasi sempat memanas hingga polisi menembakkan gas air mata ke dalam asrama. Mereka pun dibawa paksa ke Mapolrestabes untuk dimintai keterangan.

Setidaknya 43 mahasiswa di dalam asrama itu kemudian diamankan ke Mapolrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho mengatakan dari hasil pemeriksaan para mahasiswa itu mengaku tak tahu perihal perusakan Bendera Merah Putih sehingga dipulangkan kembali.