Jumat, 13 September 2019 05:04 UTC
KULINER: Suasana Sentra Wisata Kuliner di Surabaya. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya berencana mendatangkan koki hotel ke Sentra Wisata Kuliner (SWK) untuk mengembangkan cita rasa makanan. Upaya tersebut agar 22 SWK yang dinilai masih sepi pelanggan akan menjadi ramai pembeli.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkop) Kota Surabaya, Widodo Suryantoro, mengatakan pihaknya akan menerapkan sistem single cashier jika 22 SWK sudah menjadi ramai.
“Saat ini, setidaknya 24 dari total 44 SWK di Surabaya yang siap menerapkan sistem kasir tunggal. 24 tersebut sudah banyak pengunjungnya,” kata Widodo dalam rilis, Jumat 13 September 2019.
Dalam penerapan sistem single cashier, pemkot punya kriteria khusus. Yakni, SWK yang nilai omzetnya sudah masuk kategori tinggi dan ramai pengunjung.
BACA JUGA: SWK Mulai Terapkan Pembayaran Single Cashier
Widodo menyatakan, bahwa pemkot akan terus memberikan pendampingan. Salah satunya dengan cara bersinergi dengan sejumlah hotel guna mendatangkan koki untuk memberikan pelatihan kepada para pedagang.
“Fokus pelatihan tersebut menyasar cita rasa dan tampilan makanan agar lebih menarik,” tegasnya.
Pihaknya juga akan memberikan pelatihan manajemen pembukuan keuangan kepada para pedagang.
Mereka diajarkan bagaimana memisahkan antara manajemen usaha dengan rumah tangga, karena selama ini para pedagang kebanyakan mencampur keuangan usaha dengan rumah tangga.
BACA JUGA: Seperti ini Penerapan Single Cashier di Sentra PKL
“Kami juga terus berupaya memperbaiki bangunan-bangunan SWK supaya lebih aman dan nyaman,” imbuhnya.
Widodo mengatakan hingga saat ini sudah ada dua SWK yang menerapkan sistem single cashier, yaitu SWK di Covention Hall (CH) Jalan Arif Rahman Hakim dan juga SWK Dharmawangsa.
“Di dua SWK itu sudah dimulai menerapkan sistem pembayaran single cashier atau kasir tunggal,” kata Widodo.
Salah satu pedagang SWK Convention Hall, Andy Setiawan pun mengapresiasi penerapan sistem pembayaran menggunakan single cashier. Menurutnya, secara tidak langsung hal ini akan meningkatkan brand dari SWK itu sendiri.
BACA JUGA: Desa Bejijong Sajikan Kuliner Andalan Tumpeng Khas Majapahit
“Jadi SWK ini juga harus setara dengan milik swasta yang modern,” kata pria yang berdagang tahu telor ini.
Andy mengungkapkan, setelah diterapkan kasir tunggal, dia bisa mengetahui omzet yang didapat, baik itu harian, mingguan atau bulanan. Bahkan, Andy mengaku, saat ini omzetnya telah meningkat sekitar 20-25 persen setelah diterapkannya single cashier.
“Mungkin pengunjung merasa lebih praktis membeli makanan di sini, sehingga lama-kelamaan makin banyak yang datang ke sini,” pungkas warga Kecamatan Mulyorejo ini.