Senin, 19 August 2019 12:13 UTC
TUMPENG PARIPURNA. Salah satu kuliner khas era Majapahit, Tumpeng Paripurna yang bakal jadi wisata kuliner andalan Desa Bejijong, Mojokerto. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Tumpeng Paripurna, yang konon merupakan salah satu kuliner warisan peninggalan era Majapahit bakal bisa dinikmati setiap Minggu Legi dalam gelaran Pasar Tradisional di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.
Kekhasan tumpeng ini adalah tumpengya yang memiliki empat warna; kuning, merah, hitam, dan putih yang tersaji dalam satu kesatuan.
Untuk mengembangkan potensi wisata kuliner ini, Tim Pengembangan Program Desa Mitra (PPDM) Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar Festival Tumpeng Paripurna sebagai salah satu upaya melestarikan warisan budaya peninggalan Majapahit.
BACA JUGA: Serunya Wisata River Tubing di Lembah Seloliman Mojokerto
“Selain empat warna yang khas dan rasanya yang lezat. Tumpeng ini juga dilengkapi dengan berbagai lauk pauk yang diolah dengan bumbu lengkap (bumbu jangkep), seperti olahan daging ayam, sapi, telur ayam, dan telur puyuh,” kata Ketua Pelaksana PPDM Ubaya 2019 Veny Megawati, Minggu 18 Agustus 2019.
Penduduk Desa Bejijong diajak turut serta berkreasi membuat Tumpeng Paripurna yang dibagi mejadi sebelas tim. Festival ini digelar di Sanggar Seni dan Budaya Bhagaskara, Jalan Kebudayaan 3, Desa Bejijong
Warga juga membuat snack berbahan dasar ketan yaitu wajik dengan tampilan yang semenarik mungkin. Beragam minuman tradisiional dari bahan dasar kolang-kaling, siwalan, tuak, dan legen juga diolah mereka.
BACA JUGA: Wisata Pendakian Baru Gunung Buthak Patut Dicoba
Menurut Veny, kegiatan pemberdayaan dan pengembangan wisata ini akan dilakukan setiap Minggu Legi. Harapannya, wisatawan yang berkunjung ke desa ini tidak hanya berkunjung dan berfoto-foto saja, tapi juga menikmati potensi wisata kuliner, batik, kerajinan tangan, dan juga rumah singgah.
Veny yang juga Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika di Ubaya ini menjelaskan, pelaksanaan pasar tradisional setiap Minggu Legi, tak hanya menjual makanan khas Majapahit. Pengunjung juga diwajibkan bertransaksi jual belidengan koin khusus yang sudah disediakan.
BACA JUGA: Ajak Peduli Air, Warga Mojokerto Gelar Upacara Bendera di Sungai Brangkal
"Karena produk lokal di Trowulan ini merupakan kerajinan cor, mata uang yang digunakan untuk transaksi di pasar tradisional menggunakan koin cor-coran. Jadi yang ingin belanja harus menukarkan uang rupiahnya dengan uang koin cor. Ini yang menjadikan keunikan tersendiri di pasar tradisional Minggu Legi," katanya..
Desa Bejijong memiliki banyak potensi wisata sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit. Beberapa peninggalan sejarah di desa di antaranya seperti makam Raden Wijaya, Siti Inggil, Candi Brahu, dan patung Buddha Tidur. Selain itu, juga sudah ada 200 rumah yang bangunannya khas seperti di era Majapahit di desa tersebut