Minggu, 16 February 2020 00:00 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Para peneliti di College University, London, Inggris menemukan sebuah studi terbaru bahwa remaja yang menghabiskan waktunya untuk duduk selama berjam-jam dalam sehari memiliki risiko yang lebih besar terkena depresi saat memasuki usia dewasa.
Dikutip dari Metro, tim peneliti menganalisis data pada 4.257 remaja peserta studi. Gerakan peserta dilacak selama 10 jam dalam sehari. Pemantauan ini dilakukan saat remaja memasuki usia 12, 13, 14, dan 16 tahun.
Peserta juga diminta menjawab kuesioner yang mengukur gejala depresi, seperti suasana hati dan konsentrasi yang buruk.
Para peneliti menemukan bahwa antara rentang usia 12-16 tahun, aktivitas fisik peserta studi menurun. Ketika aktivitas fisik menurun, waktu yang dihabiskan untuk duduk dalam sehari meningkat dari rata-rata 7 jam menjadi 8 jam 45 menit per hari.
BACA JUGA: Ini Efek Samping Banyak Minum Kopi bagi Remaja
Mereka yang menghabiskan banyak waktu untuk duduk memiliki skor depresi 28,2 persen lebih tinggi saat memasuki usia 18 tahun.
Sementara aktivitas fisik ringan yang dilakukan selama rentang usia tersebut ditemukan berkontribusi pada penurunan skor depresi saat memasuki usia 18 tahun.
"Temuan kami menunjukkan bahwa anak muda yang tidak aktif berisiko mengalami depresi pada usia 18 tahun," ujar peneliti utama, Aaron Kandola.
Kandola dan tim melihat bahwa aktivitas fisik juga dapat bermanfaat untuk kesehatan mental. Mengurangi waktu duduk adalah kuncinya.
Namun, penelitian ini hanya menunjukkan hubungan antara perilaku dengan gejala depresi, bukan hubungan sebab dan akibat. Perlu lebih banyak lagi penelitian untuk melihat efek jangka panjang dari gaya hidup yang semakin tidak aktif.