Jumat, 11 October 2019 09:27 UTC
Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup DLH Surabaya Ulfiani Ekasari. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya membangun separator untuk semburan minyak di Kutisari Indah Utara III nomor 19. Pemasangan separator ini untuk memisahkan tiga cairan yang keluar dari semburan tersebut, yakni air, minyak, dan gas.
“Saat ini semburannya dominan air, yakni dalam drum yang berisi 200 liter, sebanyak lima persennya adalah minyak, dan sisanya air,” kata Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup DLH Surabaya Ulfiani Ekasari saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat 11 Oktober 2019.
DLH mencatat dari semburan tersebut, gas metana yang dikeluarkan hanya sedikit, yakni dalam satu liter udara hanya mengandung 1.635 miligram.
BACA JUGA: Pembagunan Separator di Semburan Minyak Butuh Pernyataan Darurat dari Wali Kota Surabaya
Ia menyampaikan pembangunan separator tersebut sudah dimulai sejak Kamis 10 Oktober 2019. Pihaknya pun menargetkan pembangunan rampung Senin 14 Oktober 2019.
Menurutnya, pembangunan separator tersebut atas rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Jawa Timur, ESDM Jawa Timur dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jawa Timur.
“Dengan membangun separator ini juga bisa mengurangi penampungan semburan dalam drum,” katanya.
Selama ini semburan yang ditampung dalam drum didominasi dengan air. Sehingga setiap harinya DLH harus menyimpan kurang lebih 16 drum semburan tersebut.
BACA JUGA: Menyisakan Air, Risma Yakin Semburan Lumpur di Kutisari Segera Berhenti
Padahal jika ada pemisahan cairan pada semburan akan lebih sedikit, kata Ulfiani, yakni dari 20 drum semburan tersebut menjadi satu drum minyak saja.
“Dari 200 liter drum kurang lebih 10 liternya adalah minyak, dan sisanya air,” kata Ulfiani.
Ia memastikan dalam pembangunan separator ini tidak ada anggaran khusus, karena menggunakan stok yang disediakan Dinas Cipta Karya. Tapi jika dihitung, anggarannya membutuhkan kurang dari Rp 100 juta.
BACA JUGA: Semburan Minyak Tak Berhenti, Warga Kutisari Surabaya Adakan Tumpengan
Ulfiani mengungkapkan biaya pembangunan tersebut cukup murah karena pemkot memiliki satuan tugas (satgas) pembangunan sendiri.
Saat ditanya terkait bantuan ESDM Jatim, Ulfiani menyampaikan pemkot ingin menangani semburan tersebut. Apalagi pemkot memiliki peralatan, bahan, dan satgas untuk penanganan semburan tersebut.
“Jadi ada stok material dan lainnya di Cipta Karya, sehingga bisa melakukan penanganan sendiri untuk membuat separator,” kata dia.