Rabu, 02 October 2019 08:10 UTC
SEMBURAN: Semburan air bercampur lumpur dan minyak yang terus keluar sejak 10 hari terakhir, Rabu 2 Oktober 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya - Puluhan warga Kutisari dan PT Klasik Prima Karpet Industri Surabaya mengadakan tumpengan agar semburan minyak di halaman rumah nomor 19 Kutisari Indah Utara III segera berhenti. Pasalnya semburan yang diprediksi hanya terjadi selama tujuh hari oleh ahli geologi ITS Surabaya ini nyatanya berlangsung hingga 10 hari, yakni sejak Senin 23 September hingga Rabu, 2 Oktober 2019.
HRD PT Klasik Prima Karpet Industri, Waskito, menyampaikan tumpengan ini sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan, agar semburan minyak segera berhenti.
"Acara tumpengan ini dihadiri Camat Tenggilis dan Lurah Kutisari, bahkan ada kiai dari warga setempat," kata Waskito saat diwawancarai di Kutisari Utara Indah III nomor 18, Rabu 2 Oktober 2019.
BACA JUGA: Semburan di Kutisari Bercampur Air, Geolog ITS Perkirakan Kandungan Minyak Menipis
Ia berharap terjadinya semburan minyak di halaman rumah dinasnya ini dapat ditangani dengan cepat, aman, dan tidak ada yang dirugikan.
Waskito menyampaikan selama ini pihaknya dan pemkot merasa kesulitan untuk mengamankan semburan minyak tersebut. Semburan itu telah mengeluarkan sedikitnya 100 drum minyak selama 10 hari.
"Awal dulu sudah lebih dari 100 karung, karena teksturnya masih sangat padat. Setelah mulai encer pemkot mengirimkan drum untuk mengamankan limbah atau minyak tersebut," kata dia.
BACA JUGA: ESDM Jatim Teliti Kemungkinan Adanya Tekanan Gas di Kutisari
Sebagai bagian dari pemilik mess atau rumah, Waskito menyerahkan semua urusan pada pemkot. Apalagi kabarnya, Badan Geologi Kemenetrian Energi dan Sumber Daya Mineral akan langsung menangani semburan tersebut. Pihaknya hanya melakukan pemantauan dan melihat kondisi semburan minyak.
Di samping itu, Modin Kutisari, Akhwan (68) menyampaikan peristiwa semburan minyak bukanlah musibah yang luar biasa. Apalagi dari sejarahnya, minyak tersebut merupakan salah satu sumber penghasilan warga setempat, dan itu adalah berkah.
BACA JUGA: Pemkot Tunggu Pemerintah Pusat Tangani Semburan Lumpur Minyak di Kutisari
"Jadi hal ini tidak usah dibilang musibah, berdoa saja agar kejadian ini ada berkahnya," kata dia.
Ia berharap agar kejadian ini segera selesai, jika tidak berhenti, pemerintah bisa memberikan solusi yang terbaik di kawasan tersebut. Seperti menampung minyak yang keluar, atau membuat saluran untuk pengamanan atau pembuangan minyak tersebut.
