Logo

Belajar Daring di Warkop atau Kafe, Hemat Sekaligus Rentan Penyebaran Covid-19

Reporter:,Editor:

Senin, 20 July 2020 23:00 UTC

Belajar Daring di Warkop atau Kafe, Hemat Sekaligus Rentan Penyebaran Covid-19

BELAJAR DARING. Siswa SD sedang belajar daring di warkop Desa/Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto, Senin, 20 Juli 2020. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Sejak pandemi Covid-19, mayoritas sekolah baik SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat menerapkan pembelajaran online atau dalam jaringan (daring).

Selain mengikuti pembelajaran daring dari rumah, siswa juga memanfaatkan fasilitas layanan internet gratis di berbagai tempat termasuk warung kopi (warkop) atau kafe. Di era digital, warung kopi atau kafe di kota hingga pedesaan rata-rata menawarkan layanan wifi gratis untuk menarik pembeli.

Dengan harga minuman yang murah dan gratis wifi, warkop jadi jujukan anak muda nongkrong bahkan mengikuti pembelajaran daring.

Memang dengan memanfaatkan wifi gratis di warkop, siswa bisa berhemat kuota internet dibanding menggunakan kuota data melalui smartphone pribadi.

BACA JUGA: Diliburkan, Belasan Siswa Terpergok Nongkrong di Warkop

Namun di sisi lain, keberadaan mereka di warkop juga rentan terpapar Covid-19 sebab warkop tempat berkumpulnya berbagai orang. Apalagi jika siswa tak disiplin mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker atau faceshield dan cuci tangan dengan sabun.

Laris manisnya warkop dengan wifi gratis di masa pandemi juga bisa dilihat di Desa/Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Asap rokok tampak mengepul dari orang-orang dewasa yang sedang ngopi.

Meski begitu, para siswa tetap serius mengerjakan soal-soal yang diberikan dalam pembelajaran daring. Mereka tak hanya datang dari desa setempat, juga dari desa lain seperti Desa Simongangrok dan Desa Sumberwuluh.

Dewi Rosita, 16 tahun, siswi kelas XI SMA Islam Simongagrok ini setelah mengambil buku Lembar Kerja Siswa (LKS) di sekolahnya, langsung mampir ke warkop. "Ini tadi habis ambil buku di sekolah, jadi sekalian mampir buat ngerjain tugas daring," katanya, Senin, 20 Juli 2020.

Dewi mengatakan ia dan rekannya mengerjakan daring di warkop karena jenuh selama ini mengerjakan tugas dari rumah."Bosan habis ngerjain pakai HP kalau di rumah, kangen juga belajar bareng sama teman-teman di sekolah," katanya.

BACA JUGA: Kena Razia, Pengunjung Warkop di Gresik Diduga Positif Covid-19

Menurutnya, dengan memanfaatkan wifi gratis di warkop, ia bisa menghemat kuota internet. Sebab jika menggunakan paket data di smartphone untuk pembelajaran daring, kuota atau biaya yang dihabiskan juga cukup banyak.

“Daringnya gak tiap hari, biasanya dua hari sekali. Satu bulan biasanya pulsa Rp30 ribu atau Rp54 ribu cukup, sekarang enggak sampai sebulan sudh habis buat WhatsApp, download video, dan daring juga. Makanya numpang wifi di warkop sambil minum santai," kata siswi  yang kedua orang tuanya petani ini.

BELAJAR DARING. Siswa SMA sedang belajar daring di warkop Desa/Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto, Senin, 20 Juli 2020. Foto: Karina Norhadini

Tak hanya siswa SMA atau SMP, siswa SD juga memanfaatkan wifi gratis di warkop ini. Seperti yang dilakukan dua anak kembar siswi SD Negeri Dawarblandong yang ditemani keluarganya. Mereka mengeluhkan sekolah daring dan lebih suka bertatap muka.

"Bosan sebenarnya, enggak suka belajar gini. Pengennya seperti dulu, bisa belajar di sekolah, lebih paham kalau dijelaskan langsung, ketemu teman-teman juga," kata Devina Kartika Pramodya, 11 tahun.

BACA JUGA: Bandel, 56 Pengunjung Warkop di Mojokerto Jalani Rapid Test Covid-19

Pemilik warkop, Umiyati, 60 tahun, mengatakan sejak adanya pembelajaran daring, semakin banyak siswa yang datang ke warkopnya.

"Biasanya kalau siswa SD pukul 08.00 WIB pagi ke sininya, kalau yang SMP agak siangan,  yang SMA sore sampai malam. Seringkali 2-4 siswa datangnya. Malah yang kuliah juga mengerjakan tugas di sini," ucapnya.

Mereka datang membeli minuman dan memanfaatkan wifi gratis. "Kata mereka ngerjakan di warkop enak, santai, wifi juga gratis, cuma beli minuman saja. Paling lama 2-3 jam ngerjain tugasnya sampai selesai," ujarnya.