Logo

Bekas Rumah Bordil di Moroseneng Disulap Jadi Taman Anggrek 

Reporter:,Editor:

Minggu, 15 September 2019 12:16 UTC

Bekas Rumah Bordil di Moroseneng Disulap Jadi Taman Anggrek 

LAYAK FOTO. Green house di Moroseneng telah berubah menjadi taman anggrek untuk menaikkan perekonomian warga dari sisi kunjungan wisata maupun perdagangan hortikultura. Foto: Khoirotul Lathifiyah.

JATIMNET.COM, Surabaya – Citra negatif yang melekat Wisma New Barbara di Moroseneng, Surabaya mulai terkikis. Itu setelah eks rumah bordil mampu mengubah wajahnya menjadi kampung wisata.

Moroseneng telah berubah menjadi green house spesialisasi anggrek dan tempat budidaya jamur. Padahal Kawasan tersebut selama ini merupakan tempat prostitusi terbesar nomor dua di Surabaya setelah gang Dolly.

Pengelola green house, Saiful Ulum mengatakan tempat ini dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Bahkan pengunjung bisa berfoto-foto dan membeli koleksi anggrek di green house.

“Saya berharap warga Sememi bisa mengolah budidaya jamur dan anggrek sebagai komoditas utama,” jelas pria yang akrab disapa Ulum itu, Minggu 14 September 2019.

BACA JUGA: Mengenal Kampung Telur Asin di Eks Lokalisasi Putat Jaya

Taman anggrek berada di Sememi Jaya Gang II, RW 1, RT 3, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo. Tempat ini beroperasi setiap hari, mulai pukul pukul 08.00-16:00 WIB untuk Senin-Jumat. Sedangkan Sabtu dan Minggu hanya buka pukul 09.00-15.00 WIB.

Ia menjelaskan pemilihan tanaman anggrek ini disebabkan karena keindahan dan harganya yang mahal. Koleksi anggrek di green house diharapkan bisa memperbaiki perekonomian warga sekitar.

“Terutama untuk jenis anggrek bulan dan hitam, kami harapkan bisa dikembangkan warga,” Ulum mengungkapkan. Menurutnya, kedua jenis ini memiliki keindahan dan harga yang cukup menggoda.

Dibukanya green house yang menyediakan anggrek dan jamur, diharapkan mampu menghapus stigma negatif tentang eks lokalisasi di Surabaya Barat ini.

BACA JUGA: Mahasiswa ITS Ciptakan Mesin Pelorod Batik Semi Otomatis di Eks Lokalisasi Dolly

Tersedia ratusan anggrek di green house yang sebelumnya adalah wisma dengan 50 kamar. Sementara wisma ini sudah ditutup sejak 2013. Ragam anggrek yang ada adalah anggrek bulan, dendrobium, anggrek hitam, kantong semar, vanda, hingga anggrek cattleya.

Selain dimanfaatkan sebagai tempat wisata edukasi tanaman anggrek, lanjutnya, di tempat ini juga terdapat laboratorium kultur jaringan tanaman anggrek, rumah budidaya jamur, dan ruang inkubasi untuk bibit anggrek.

Ulum menjelaskan pengelolannya telah menggunakan teknologi. Tujuannya agar ribuan bibit itu tumbuh dengan baik. “Di belakang green house akan ada kebun anggrek yang masih dalam proses pembangunan,” tambah Ulum.

Sementara itu, tim dari Dinas Pertanian Surabaya telah memberi pelatihan cara merawat anggek hingga pengendalian hama. Namun, lanjut Ulum, pelatihan masih menunggu peresmian. Sejalan dengan itu, peserta pelatihan mayoritas adalah ibu-ibu PKK dan masyarakat yang ingin belajar.