Logo

Mahasiswa ITS Ciptakan Mesin Pelorod Batik Semi Otomatis di Eks Lokalisasi Dolly

Reporter:

Rabu, 18 July 2018 09:35 UTC

Mahasiswa ITS Ciptakan Mesin Pelorod Batik Semi Otomatis di Eks Lokalisasi Dolly

Pelorod batik semi otomatis

JATIMNET.COM – Empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) menciptakan mesin pelorod batik untuk pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Mesin tersebut diberi nama Pakis atau Pelorod Batik Semi Otomatis yang bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jatim.

Keempat mahasiswa ITS tersebut adalah Sandi Putra Rachmadi, Laraz Bidari, Duviky Erison, dan Hilda Dwi Anggraini melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T). Keempatnya menciptakan batik ini untuk mempercepat proses produksi batik tulis untuk UKM Jarak Arum di eks lokalisasi Dolly.

“Saya kira dengan produktivitas batik tulis yang masih 20 kain per bulan, dan dengan penghasilan per bulan rata-rata Rp 5 juta, jelas ini sangat rendah. Untuk itu perlu adanya inovasi untuk mempercepat proses produksi,” ujar Ketua Tim, Sandi Putra, Selasa 18 Juli 2018.

Sandi menambahkan, salah satu penghambat proses produksi tersebut disebabkan pembuatan batik yang sebagian besar masih menggunakan cara tradisional. Salah satunya pada proses pelunturan malam kain atau yang biasa disebut proses pelorodan.

Hambatan inilah yang menjadi inisiatif maahasiswa ITS untuk membuat Pakis yang dapat mempercepat proses pelorodan malam. Selain itu juga dapat meningkatkan produktivitas batik tulis di UKM tersebut.

“Cara tradisional yang dipakai dalam proses pelorodan malam pada UKM ini sangat tidak efisien, karena membutuhkan waktu yang lama. Begitu juga dengan faktor keselamatan kerja dari bahaya percikan air panas saat proses produksi,” tegas Sandi

Mesin pelorod semi otomatis ini, menurut Sandi, telah dilengkapi dengan water heater. Komponen utama mesin pelorod malam kain batik ini adalah motor listrik, gearbox, belt dan pulley, palang penumpu, dan bak penampung air panas.

Prinsip kerja mesin tersebut dengan merebus kain batik ke dalam kuali dan memutar dengan putaran berlawanan jarum jam menggunakan motor listrik, seperti prinsip kerja pada mesin cuci. Kemudian kain dapat diangkat menggunakan tuas untuk mengetahui hasil dari pelorodan.

Ia menambahakan bahwa prinsip kerja mesin tersebut dengan merebus kain batik ke dalam kuali dan memutar dengan putaran searah dan berlawanan arah jarum jam menggunakan motor listrik. “Sederhananya mirip dengan prinsip kerja pada mesin cuci,” pungkasnya.

Mesin ini juga dilengkapi dengan timer yang bisa membuat mesin mati sendiri ketika proses pelorodan sudah tuntas. Keempat mahasiswa ITS ini berharap dengan terobosan yang mereka lakukan dapat membantu UKM tersebut, sehingga hasil penjualan batik tulis mereka kian meningkat untuk ke depannya.