Minggu, 14 December 2025 08:11 UTC

Sosialisasi kebencanaan yang digelar BPBD Jatim terkait ancaman hujan ekstrem. Foto: Zulafif
JATIMNET.COM, Probolinggo – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengeluarkan peringatan dini terkait meningkatnya potensi hujan ekstrem yang diperkirakan mulai terjadi pada Senin, 15 Desember 2025. Kondisi cuaca ini diprediksi berlangsung hingga mencapai puncaknya pada awal Januari 2026.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, mengatakan peringatan tersebut didasarkan pada hasil analisis terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG mencatat adanya tren peningkatan curah hujan yang disertai angin kencang di sejumlah wilayah Jawa Timur menjelang pergantian tahun.
“BMKG melihat adanya lonjakan curah hujan yang cukup signifikan akibat beberapa fenomena atmosfer yang terjadi secara bersamaan,” ujar Dadang.
BACA: Banjir Bandang di Tiris Probolinggo, Warga Soroti Dugaan Ilegal Logging
Ia menjelaskan, hujan berintensitas tinggi dipicu oleh aktifnya monsun Asia yang membawa massa udara lembap dari kawasan Asia menuju Indonesia. Kondisi ini diperkuat oleh anomali Madden Julian Oscillation (MJO) yang meningkatkan kandungan uap air di atmosfer.
Selain itu, keberadaan gelombang Kelvin dan gelombang Rossby ekuator turut mempercepat pembentukan awan hujan. Masuknya seruak udara dingin dari wilayah Siberia juga berkontribusi mendorong pertumbuhan awan konvektif dalam skala luas, termasuk di Jawa Timur.
“Jika seluruh faktor ini bertemu dalam waktu bersamaan, potensi hujan lebat hingga ekstrem sulit dihindari. Beberapa wilayah seperti Probolinggo dan sekitarnya perlu mendapat perhatian khusus,” katanya.
BACA: BPBD Jatim Cermati Bibit Siklon Tropis di Selatan Indonesia, Dampak Hujan Ekstrem Mengintai
BPBD Jatim pun mengingatkan meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terutama di kawasan lereng pegunungan dan wilayah berkontur curam. Sementara itu, masyarakat pesisir utara Jawa Timur juga diminta waspada terhadap potensi banjir rob.
Fenomena banjir rob diperkirakan berkaitan dengan fase perigee dan bulan purnama yang terjadi pada pertengahan Desember. Fase perigee adalah kondisi saat Bulan berada pada jarak paling dekat dengan Bumi dalam orbitnya sehingga menyebabkan pasang air laut lebih tinggi dari biasanya.
Di sisi lain, BPBD Jatim juga mulai mencermati dinamika atmosfer di perairan selatan Indonesia yang berpotensi memunculkan bibit siklon tropis.
“Kami mengimbau masyarakat terus memantau informasi resmi dan segera melapor apabila muncul tanda-tanda bencana di lingkungan sekitar,” pungkas Dadang.
