Reporter
YosibioRabu, 5 Juni 2019 - 06:55
JATIMNET.COM, Blitar – Sebuah musala dan bangunan Tempat Pendidikan Alquran (TPA) di Dusun Jombor, Mandesan, Selopuro Kabupaten Blitar hancur berantakan akibat bahan mercon meledak, Selasa 4 Juni 2019 petang.
Dua bocah juga terluka dalam peristiwa itu. Keduanya, Arbian Safa Maulana (9) dan Moch.Rifai (12), langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Wlingi.
Sementara pantauan Jatimnet.com di lokasi, musala Tarbiyatul Mubtadi’in dan bangunan tempat mengaji nyaris rata dengan tanah. Pita garis polisi terpasang di sana dan warga mengerubungi lokasi ledakan.
Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha mengatakan ledakan bersumber dari tumpukan kantong plastik berisi gas berbahan campuran karbit dan oksigen. Rencananya, bahan itu akan digunakan warga membuat mercon untuk memeriahkan malam takbiran.
“Jadi warga biasa membuat ini untuk malam takbir,” katanya pada wartawan.
BACA JUGA: Petasan untuk Malam Takbir Meledak, Tiga Warga Blitar Kritis
Menurut dia, polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti untuk menyelidiki kasus ini. Polisi juga telah mengantongi identitas pembuat mercon dan pemilik bahannya.
“Akan kami ungkap pelakunya. Sudah kami kantongi identitasnya,” katanya.
Kepala Dusun Jombor Slamet Mutamim mengatakan warga membuat mercon berbahan campuran karbit untuk memeriahkan malam takbiran dan lebaran. Pembuatan mercon semacam itu sudah menjadi tradisi di wilayahnya.
“Karena memang ledakanya lebih besar dari petasan kertas,” katanya menyebut alasan pembuatan mercon berbahan karbit.
BACA JUGA: Polres Blitar Kota Sita Lima Kilogram Bubuk Petasan
Meski mercon ini terbukti berbahaya dan pembuatannya berlangsung sejak lama, menurut dia, peristiwa ledakan yang mengakibatkan kerusakaan bangunan dan korban luka baru terjadi kali ini.
“Ledakannya sangat keras karena di dalam ruangan hingga akibatnya seperti ini. Warga biasanya kan menyulut di jalan raya dan menjauh, tapi ini tadi meledak di ruangan sebelum waktunya dinyalakan,” katanya, menduga.
