Selasa, 27 October 2020 10:00 UTC
Ilustrasi terjadi gempa.
JATIMNET.COM - MOJOKERTO - Gempa 2,9 Skala Richter terasa di wilayah Kota/Kabupaten Mojokerto, hal itu dikarenakan adanya aktivitas Sesar Kendang Segmen Blumbang di wilayah Jombang.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pasuruan, Jawa Timur saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa Sesar Kendeng adalah segmen patahan yang terdapat di daratan Jawa Timur.
"Hasil analisa Epicenter atau pusat gempa berada dalam titik koordinat 7.38 LS,112.30 BT, 18 kilometer Barat Laut Kota Mojokerto dan kedalaman 12 KM, pada Selasa malam (26 Oktober 2020) sekitar pukul 19.42 WIB," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Pasuruan Sujabar, saat dikonfirmasi jatimnet.com, Selasa, 27 Oktober 2020.
BACA JUGA: Ini Jumlah Gempa Bumi dari Tahun 2017 hingga 2019
Ia mengatakan, gempa darat epicenter dekat Ngusikan berkekuatan gempa 2.9 SR tidak lama, informasi ini didapat atas info dari Polsek setempat. Namun yang paling terkena di wilayah Mojokerto.
Sesuai parameter hasil analisa, lanjut Sujabar, kemungkinan penyebab terjadi gempa darat lantaran ada aktivitas terusan Sesar Kendeng Segmen Blumbang yang berpusat di Ngusikan wilayah Jombang. "Intensitas gempa ada tapi tidak terlalu sering, kekuatan gempa yang disebabkan Sesar Kendeng dapat mencapai maksimal 6,0 SR," jelasnya.
Ia menyebut, aktivitas pergeseran Sesar Kendeng ini berbentuk segmen kecil yang merupakan fenomena alam dan wajar sehingga tidak perlu dikhawatirkan. "Saya imbau masyarakat jangan khawatir dan panik karena gempa ini tidak dirasakan dan tidak menimbulkan kerusakan," tandasnya.
BACA JUGA: BMKG Segera Pasang Alat Pendeteksi Gempa di Surabaya
Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Zaini menambahkan, kondisi cuaca di wilayah Mojokerto mengalami hujan disertai angin kencang. Tercatat ada dua kecamatan yang sudah diterjang hujan disertai angin kencang sejak kemarin, Senin, 26 Oktober 2020.
Puluhan rumah warga rusak, begitu pula fasilitas umum, seperti klinik, dan tempat ibadah di Kecamatan Kuterejo dan Kecamatan Kemlagi. "Kerusakan terparah ada di Kecamatan Kutorejo, sebab di sana ada fasilitas umum yang rusak seperti klinik dan juga masjid. Sedangkan Desa Mojopilang, Kecamatan Kemlagi hanya beberapa rumah dan pohon menimpa dapur rumah warga," beber Zaini.
Kata Zaini, angin kencang yang menerpa dua kecamatan di Kabupaten Mojokerto rata-rata berkecepatan 40 hingga 49 Kilometer per jam disertai hujan lebat selama 10 menit sampai 15 menit. Hal ini, oleh fenomena pergantian musim yang diprediksi terjadi hingga 28 Oktober mendatang. "Masih landai, itu kategori angin kencang. Walau begitu masyarakat harus tetap hati-hati dan waspada," imbuhnya.
