Logo

30 Pesantren Gabung OPOP Training Center, Kembangkan Berbagai Produk

Reporter:,Editor:

Jumat, 23 August 2019 04:07 UTC

30 Pesantren Gabung <em>OPOP</em> <em>Training Center</em>, Kembangkan Berbagai Produk

RESMIKAN OPOP: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan koordinator untuk OPOP Training Center Mohammad Nuh (tengah) saat meresmikan OPOP di Unusa, Kamis 22 Agustus 2019. Foto: Baehaqi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Sebanyak 30 pesantren diklaim telah bergabung dengan One Pesantren One Product (OPOP) Training Center di Universitas NU Surabaya (Unusa). Di tempat tersebut, akan dikembangkan kualitas dan juga dibangun jejaring pemasarannya untuk produk dari masing-masing pesantren.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ada tiga pilar OPOP, menyasar santripreneur untuk menciptakan wirausaha baru, peningkatan kualitas, dan pemasaran produk melalui koperasi pesantren dan upaya menumbuhkan wirausaha baru dari kalangan alumni pesantren yang melibatkan masyarakat sekitar pesantren.

"Saya melihat potensi pesantren luar biasa. Ada enam ribu lebih pesantren di Jatim. Sidogiri bahkan sudah menunjukkannya dengan membangun jejaring lewat retail dan perbankan syariahnya," ujar Khofifah dalam keterangan resminya saat meresmikan OPOP Training Center di Unusa.

Mantan Menteri Sosial itu menyebutkan, di beberapa pesantren sebenarnya sudah mempunyai produk. Khusus komoditas pertanian dan handicraft mereka butuh pendampingan bagaimana kualitas kontrol yang baik, kuantitas yang mencukupi dan keberlanjutan.

BACA JUGA: Dindik Jatim Siapkan Rp 25 M Jalankan Program One Pesantren One Product

"Sehingga ketika ada permintaan dalam jumlah besar mereka siap," ungkap Khofifah.

Selama ini, lanjut Khofifah, banyak produk pesantren yang tidak mendapatkan pendampingan yang komprehensif. Mulai desain produknya, kualitas produknya, jejaring marketnya.

Dirinya berharap dengan adanya OPOP dalam meningkatkan daya saing produk pesantren. Penelitian dan pendampingan yang dilakukan membuat produk milik pesantren bisa berbicara banyak di pasar.

"Saya menyampaikan terima kasih kepada Unusa yang dengan cepat merespon OPOP melalui pelembagaan Training Center," tandasnya.

BACA JUGA: Pemprov Bangun Ponpes Gratis untuk Tingkatkan IPM 

Sementara itu Profesor Mohammad Nuh yang merupakan koordinator untuk OPOP Training Center ini mengatakan kini sudah ditunjuk 30 pesantren dari seluruh wilayah Jawa Timur untuk didampingi di OPOP Training Center.

Mereka adalah pesantren yang para santrinya sudah memiliki embrio produk. Mulai produk bidang fashion, makanan, bahan olahan, dan juga misalnya yang software dan juga start up.

"Kita akan petakan berdasarkan produknya. Mereka akan dikelompokkan berdasarkan kecocokannya dan diberi pelatihan dan pendampingan. Karena teknik pengembangannya enggak bisa dipukul rata," kata M. Nuh.

Menerutnya OPOP Training Center juga sudah menyiapkan captive market yang potensial untuk melemparkan produk-produk unggulan output dari OPOP. Mereka tersebar di jaringan market perusahaan ternama di Indonesia.

BACA JUGA: PSP Qomaruddin Katalogisasi Tiga Ribu Halaman Naskah Pesantren

"Yang dikembangkan di sini nanti bukan hanya produk yang tangible atau tampak wujudnya saja lho. Tapi produk-produk yang non tangible juga kita kembangkan. Seperti sotfware dan lain-lain," kata M. Nuh.