Logo

Pemprov Bangun Ponpes Gratis untuk Tingkatkan IPM 

Reporter:,Editor:

Kamis, 25 July 2019 03:44 UTC

Pemprov Bangun Ponpes Gratis untuk Tingkatkan IPM 

Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Hudiyono. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menyiapkan anggaran Rp 3 miliar untuk membangun pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura.

“Saat ini dalam tahap pembangunan, dan ponpes ini nantinya sanggup menampung 100 santri. Kami berharap tahun depan sudah bisa dioperasionalkan,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Hudiyono, Rabu 24 Juli 2019.

Hudiyono menerangkan ada syarat khusus bagi calon santri yang ingin menimba ilmu di pondok pesantren ini. Salah satunya adalah berasal dari keluarga tidak mampu. Pemprov bukan tanpa alasan memberikan syarat tersebut ke setiap santri yang ingin belajar.

BACA JUGA: Polda Jatim Kantongi Aktor Kerusuhan yang Sembunyi di Ponpes

“Santri yang menimba ilmu di ponpes ini nantinya tidak dipungut biaya. Mengapa harus di Sumenep, karena indeks pembangunan manusia (IPM) di Madura masih rendah,” kata Hudiyono.

Saat ini Pemprov tengah berusaha meningkatkan IPM warga Madura. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, IPM paling rendah masih ditempati empat kabupaten di Madura.

Sepanjang tahun 2017 empat kabupaten di Madura masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lain. Kabupaten Sumenep misalnya, IPM di angka 64,28, Pamekasan IPM 64,93, Sampang IPM 59,90, dan Bangkalan IPM 62,30.

Hudiyono mengaku telah mengalokasikan anggaran Rp 5 miliar per tahun untuk mengoperasikan pondok pesantren gratis ini. Termasuk biaya para santri maupun tenaga pendidik.

BACA JUGA: Bea Cukai Tangkap Kurir Narkoba asal Madura

“Tenaga pendidiknya sedang kami siapkan sekarang,” ungkap pria yang juga menjabat Kepala Biro Kessos Setdaprov Jatim itu.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pondok pesantren yang akan dibangun pemprov ini dilengkapi sekolah menengah kejuruan, dengan harapan membekali ketrampilan santrinya pasca menimba ilmu.

Ke depannya para santri sudah memiliki keahlihan vokasi. “Jumlah 100 santri itu masih sementara, ke depan kami akan meningkatkan daya tampungnya,” tandasnya.