Kamis, 25 September 2025 10:00 UTC
Penyaluran menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah di wilayah Kabupaten Jombang pada awal September lalu. Foto: Taufiqur Rachman.
JATIMNET.COM, Jombang – Di tengah hiruk-pikuk pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG), sekolah di bawah naungan Yayasan Roushon Fikr Jombang memilih sikap berbeda.
Lembaga tersebut tidak bersedia menjalankan tahap awal program yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
BACA: Penyebab Dugaan Keracunan MBG di Lamongan Belum Terungkap
etua Yayasan Roushon Fikr Jombang Didin A. Sholahuddin menegaskan bahwa sikap itu bukan bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah. Namun, wujud kepedulian agar bantuan tersebut dapat tepat sasaran.
"(Yayasan) Roushon Fikr sudah memiliki sistem dapur sendiri dengan 17 tenaga dapur yang setiap hari menyiapkan sekitar 1.300 porsi. Kalau kami ikut MBG, itu bisa mengorbankan pekerja yang sudah lama bersama kami," jelas Gus Didin saat dihubungi wartawan, Kamis sore, 25 September 2025.
Ia menambahkan bahwa yayasannya telah mampu memenuhi kebutuhan gizi siswa secara mandiri. Bukannya pihak yayasan tidak ingin menerima program tersebut, namun sebaiknya diberikan kepada para anak-anak yang lebih membutuhkan.
"Kalau kami ikut menerima, justru terasa tidak pantas. Ada banyak anak-anak di desa-desa yang lebih layak menjadi prioritas," terangnya.
Meski menolak di tahap awal, yayasan ini tetap membuka opsi jika program tersebut akan disalurkan pada tahap akhir. Namun, Gus Didin menekankan bahwa prioritas utama harus diberikan kepada siswa yang benar-benar membutuhkan.
BACA: Lagi, Ada Ulat di Menu MBG di Tuban
Dengan demikian, ia juga mendorong agar penyaluran program MBG tidak hanya berdasarkan kesiapan sekolah. Namun, mengacu pada data kemiskinan yang dimiliki Pemkab Jombang.
"Pemkab Jombang punya data akurat terkait desa-desa dengan tingkat kemiskinan tinggi. Itu yang seharusnya jadi pijakan penentuan skala prioritas penerima MBG," pungkasnya.