
Reporter
DiniKamis, 24 Oktober 2019 - 13:59
Editor
Dyah Ayu Pitaloka
AKSES JALAN. Lokasi akses jalan keluar masuk 10 kepala keluarga Dusun Kenongo, Desa Mlirip, Kecamatan Jetis yang sedang dalam pengerjaan. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Warga di Dusun Kenongo, Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto melaporkan penutupan akses jalan yang dilakukan salah satu warga setempat. Laporan itu diterima PLT Kepala Desa Mlirip, Tri Hendra Wibowo.
"Iya, ini tadi ada tiga warga yang datang melapor kalau jalan masuk ke warga yang terdampak mau ditutup pemilik lahan. Nanti, akan kami mediasi, soalnya kondisinya masih panas sekarang," paparnya, Kamis 24 Oktober 2019.
Menurutnya, permasalahan jalan ini sudah berulang sebanyak tiga kali, dan terjadi di setiap pemilihan kepala desa.
BACA JUGA: Sosok Menaker Ida Fauziyah di Mata Tetangga
"Kami akan berusaha telusuri lebih dalam lagi, ini yang ketiga kalinya selalu di masa pilkades. Apalagi kalau PTSL (Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap), kalau di belakang rumah itu ada sebagian petak tanah, yang di depan bagaimana caranya memberi akses atau fasilitas jalan untuk warga lain," katanya.
Heri Muntako (40), salah satu warga yang terdampak dan melapor ke perangkat Desa Mlirip, meminta dimediasi. Sebab, terdapat 10 kepala keluarga yang terancam terutup akes jalannya.
BACA JUGA: Bongkar Tembok Tambak Wedi, Pemilik Bangunan Sebut Pemkot Arogan
"Kami ke sini buat minta dimediasi, soalnya akses jalan menuju 10 KK di wilayah kami mau ditutup sama Pak Wahyudi," ungkapnya usai menyampaikan keluhannya bersama dua orang lainnya di Kantor Balai Desa Mlirip, Kecamatan Jetis.
Menurutnya, tanah seluas kurang lebih dua meter itu sudah dihibahkan Wahyudi, sang pemilik, ke 10 kepala keluarga pengguna jalan, sejak enam tahun lalu.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Bentuk Satgas Buru Aset yang Terlepas
"Sayangnya enam tahun lalu kami nggak minta surat sewaktu dia ngomong menghibahkan tanahnya buat jalan 10 KK,” katanya.
Heri menduga, sikap Wahyudi yang berubah disebabkan anaknya kalah dalam pemilihan kepala desa serentak, di Mojokerto.
"Sebelumnya memang ada kabar beredar, kalau anaknya kalah, akses jalan itu akan ditutup. Dan terbukti (kalah), akhirnya mau dibangun (ditutup)," katanya.