Sabtu, 23 February 2019 11:40 UTC
Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak terus mengembangkan konektivitas wilayah Selatan. Tidak hanya bandara, sektor maritim dibidik untuk menyambungkan antar wilayah di selatan Jatim.
Pelabuhan perintis di wilayah Trenggalek, Pacitan, Tulungagung, Blitar, Malang, hingga Banyuwangi dibangun. "Kita harus jadi penggerak untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim, hal itu hanya bisa dilakukan jika kita sudah memperkuat kawasan pesisir selatan,” ujar Emil saat menghadiri Seminar Nasional Kemaritiman di Gedung Pusat Riset ITS Surabaya, Sabtu 23 Februari 2019.
Diakui mantan Bupati Trenggalek itu, sinergitas perlu dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memperkuat kerjasama perdagangan antar wilayah di selatan Jawa. Pembicaraan dengan sejumlah kepala daerah lainnya di D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
BACA JUGA: Khofifah-Emil Akan Lanjutkan Program Desa Cemara
Hasilnya pada Mei 2018 lalu telah diawali pengiriman 1.000 ton semen melalui kapal perintis dari Pelabuhan Cilacap ke Pelabuhan Banyuwangi. Kemudian, di akhir 2018, kapasitas pengirimannya meningkat 3 kali lipat, yakni lebih dari 3.000 ton dari rute yang sama.
"Kalau terjalin, sejarah baru antara selatan dengan selatan, bahwa kita bisa melakukan trade, inilah orientasi pembangunan kemaritiman kita." tuturnya.
Rektor ITB, Kadarsah Suryadi mengatakan, terdapat tiga potensi kemaritiman yang dapat dimanfaatkan bangsa Indonesia, yakni makanan (food), energy (energy), dan air (water).
BACA JUGA: Khofifah dan Emil Konsultasi ke KPK
Makanan, laut memiliki banyak ikan. Kemudian terkait energi, terdapat sumber daya alam penghasil energi, seperti gas dan minyak yang bisa diekspolrasi dari laut.
“Terakhir adalah air, dimana kita bisa menjadikan air sebagai bahan bakar baru bernama fuel cell, yang merupakan bahan bakar hidrogen,” kata Kadarsah.
BACA JUGA: Khofifah dan Emil Sambangi Rutan KPK
Ke depan, lanjutnya, negara yang maju dan kaya bukan lagi negara yang kaya minyak atau gas tetapi kaya akan air. Inilah yang bisa dimanfaatkan Indonesia sebagai negara maritim.
Sementara, Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, sektor maritim sangat penting sebagai soko guru perekonomian bangsa. Ia mencatat, potensi maritim Indonesia mencapai lebih dari USD 1,35 triliun, atau sekitar delapan kali pendapatan belanja negara. Sangat besar yang harus dioptimalkan.