Logo

Update Tragedi Ponpes Al Khoziny, 9 Meninggal dan Puluhan Masih Tertimbun

Reporter:,Editor:

Jumat, 03 October 2025 05:00 UTC

Update Tragedi Ponpes Al Khoziny, 9 Meninggal dan Puluhan Masih Tertimbun

Evakuasi korban dari reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jumat, 3 Oktober 2025. Dok: Basarnas

JATIMNET.COM, Sidoarjo – Hingga pencarian hari kelima, Jumat siang, 3 Oktober 2025, tercatat ada sembilan santri Ponpes Al Khoziny, Desa/Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, yang ditemukan meninggal dunia oleh tim SAR gabungan.

Empat korban terakhir bisa dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia pada Jumat pagi hingga siang sekitar pukul 11.34 WIB.  

Berdasarkan dara Badan SAR Nasional (Basarnas), hingga Jumat siang, sudah 22 orang yang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dari reruntuhan. Dari 22 orang itu, 13 orang hidup dan sembilan di antaranya meninggal dunia di lokasi maupun di rumah sakit.

Sedangkan jika ditotal dengan santri yang bisa menyelamatkan diri saat kejadian mencapai 108 orang yang rata-rata masih berusia anak atau di bawah 18 tahun.

BACA: Gedung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Baru Dicor, Ini Penjelasan Pengasuh

Sementara itu, korban yang masih tertimbun diduga puluhan (bukan belasan seperti yang diberitakan sebelumnya) berdasarkan data jumlah orang tua santri yang melaporkan anaknya yang belum ditemukan.

Bangunan tiga lantai yang baru sekitar setahun dibangun secara bertahap itu runtuh setelah dilakukan pengecoran atap lantai 3, Senin sore, 29 September 2025.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) bersama sejumah pihak memutuskan untuk melakukan evakuasi reruntuhan bangunan sejak Kamis, 2 Oktober 2025, setelah dipastikan tidak ada lagi tanda kehidupan berdasarkan deteksi alat yang digunakan. 

BACA: Menteri Agama: Konstruksi Bangunan termasuk Pesantren Harus Mengacu Standar Keselamatan

Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengatakan upaya pencarian manual sudah dilakukan secara maksimal dengan dukungan teknologi. Basarnas menerjunkan alat-alat canggih, termasuk drone thermal dan peralatan sensor suara.

Bahkan pada Rabu malam, 1 Oktober 2025, lokasi pencarian disterilkan untuk memastikan kondisi hening agar alat deteksi dapat bekerja optimal.

“Namun sampai pagi tadi (Kamis pagi) tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim gabungan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan ke tahap evakuasi menggunakan alat berat,” ucapnya, Kamis, 2 Oktober 2025.

BACA: Berpacu Waktu, Tim SAR Suplai Minum dan Oksigen pada Santri Al Khoziny yang Terjebak

Meski demikian, ia menegaskan penggunaan alat berat tetap dilakukan secara hati-hati, tidak sekaligus membersihkan reruntuhan, tetapi bertahap untuk memastikan keamanan dan kemungkinan ditemukannya jenazah.

Dalam proses ini, tim gabungan yang terlibat mencapai 212 personel, terdiri atas unsur TNI, Polri, Basarnas, ahli konstruksi ITS, tenaga ahli teknik sipil, dan relawan berpengalaman dalam penanganan evakuasi bangunan runtuh.

BACA: Rencana Evakuasi Puing di Ponpes Al Khoziny, Pakar ITS Ingatkan Dampak ke Bangunan Sekitar

Sebelum memutuskan penggunaan alat berat, BNPB dan tim gabungan telah berdialog dengan keluarga korban. Menurut Suharyanto, keluarga korban secara bulat menyatakan pencarian manual sudah cukup dilakukan.

“Tidak ada satu pun keluarga yang meminta pencarian korban hidup dilanjutkan. Mereka meminta segera dilakukan evakuasi dengan alat berat. Keputusan itu juga kami tuangkan dalam berita acara yang ditandatangani perwakilan keluarga,” katanya.

Suharyanto menegaskan setiap jenazah yang ditemukan akan segera ditangani sesuai dengan tata cara agama dan kepercayaan masing-masing. Proses evakuasi akan terus dilakukan sampai seluruh reruntuhan bersih dan korban ditemukan.