Ahmad Suudi

Reporter

Ahmad Suudi

Selasa, 27 April 2021 - 12:20

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan awak kapal sempat berjuang mempertahankan hidup dalam peristiwa KRI Nanggala-402. Fakta-faktanya dia paparkan dalam konferensi pers yang disiarkan Puspen TNI dari Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Ngurah Rai, Bali, Minggu 25 April 2021.

Bermula dari penemuan baju keselamatan awak kapal jenis MK 11 berwarna jingga di datum atau area kapal selam terdeteksi untuk terakhir kalinya. Padahal seharusnya baju itu tertata di dalam kontak yang terkunci rapat. Artinya baju keselamatan awak kapal itu sempat dikeluarkan dari kotak.

"Karena ini lepas berarti ada kedaruratan, yang (me)makai goyang (tergoncang) sehingga lepas dari kotaknya," kata Yudo.

Kondisi itu mengisyaratkan perjuangan awak kapal dalam menyelamatkan diri saat KRI Nanggala-402 rusak dan tergoncang di dalam air. Sebagian atau seluruh awak membuka kotak pakaian keselamatan, namun tidak sempat mengenakannya secara sempurna. MK 11 kemudian terapung di atas air dan ditemukan tim pencari gabungan.

Diterangkannya hari itu juga pada pukul 09.04 Wita, Remotely Operated Vehicle (ROV) ROV milik kapal MV Swift Rescue asal Singapura mendapatkan kontak visual benda-benda di bawah air. Posisinya 07 derajat 48 menit 56 detik selatan, dan 114 derajat 51 menit 20 detik timur, berjarak 1.500 yard dari datum, di kedalaman 838 meter.

BACA JUGA: Tragedi KRI Nanggala (1): Kisah Sepatu Baru Pemberian Sang Ayah

Yudo menunjukkan video visual yang terekam ROV MV Swift Rescue yang memperlihatkan KRI Nanggala-402 terpotong menjadi tiga bagian, depan, badan, dan belakang. Secara rinci yang nampak dalam citra itu meliputi pengemudi vertikal dan horisontal bagian belakang, badan, haluan yang lepas, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, dan bagian kapal yang lain, termasuk MK 11.

"Bagian depan dan belakang sudah lepas, badan masih utuh tetapi terjadi keretakan," kata Yudo lagi.

Dia mengatakan selanjutnya kapal akan diangkat dan dilakukan investigasi lebih lanjut pada peristiwa KRI Nanggala-402. Sementara ini penyebab kapal tenggelam belum diketahui karena menyelam dalam status layak beroperasi, tidak kelebihan kapasitas, tidak terjadi blackout atau listrik mati dari penuturan saksi mata yang terakhir melihat dan tidak terjadi human error karena semua prosedur telah dipenuhi awak kapal.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan ucapan terimakasih pada pihak-pihak di dalam negeri maupun luar negeri yang turut serta dalam operasi pencarian KRI Nanggala-402. Dengan bukti autentik berupa visual kondisi kapal yang pecah menjadi tiga bagian, dia menyatakan bahwa 53 personel Hiu Kencana tersebut dipastikan gugur.

"Selaku Panglima TNI saya sampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya, kepada seluruh keluarga prajurit yang gugur. Semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan keikhlasan, kesabaran, dan ketabahan. Rasa duka cita juga kami tujukan pada keluarga besar Hiu Kencana pada khususnya, juga pada TNI AL pada umumnya," kata Hadi.

BACA JUGA: Tragedi KRI Nanggala (2): Generasi Nanggala Kedua

Dia berjanji segera mengajukan kenaikan pangkat untuk para awak KRI Nanggala 402 yang telah gugur kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Langkah itu dilakukan sebagai penghargaan terakhir terhadap ‘bunga-bunga’ yang telah gugur di perairan utara Bali tersebut.

Keesokannya, Jokowi menyampaikan turut berduka atas meninggalnya 53 prajurit Hiu Kencana dalam peristiwa KRI Nanggala-402. Dia mengatakan negara akan memberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, dan bintang jasa Jalasena atas dedikasi, pengabdian, dan perjuangan prajurit-prajurit terbaik tersebut.

“Pemerintah juga akan menjamin pendidikan putra-putri dari keluarga prajurit KRI Nanggala-402 hingga jenjang pendidikan S1,” kata Jokowi, Senin, 26 April 2021.

Ucapan bela sungkawa dan penghargaan juga disampaikan warganet melalui media sosial. Berbagai bentuk ekspresi mereka tampilkan, dari video, karya seni grafis, foto hingga kata-kata yang menggugah simpati.

Slogan “Wira Ananta Rudhiro” atau “Tabah Sampai Akhir” benar-benar dipegang para prajurit Hiu Kencana –julukan Satuan Kapal Selam TNI AL- yang bertugas di KRI Nanggala-402. Tak hanya tabah, mereka juga berjuang sampai akhir dan mati syahid di bulan suci Ramadan karena sedang melaksanakan tugas negara.

Baca Juga

loading...