Logo

Toron Petolekoran, Tradisi Ramai-ramai Menyeberang ke Pulau Jawa

Reporter:,Editor:

Sabtu, 01 June 2019 09:54 UTC

<em>Toron Petolekoran</em>, Tradisi Ramai-ramai Menyeberang ke Pulau Jawa

TRADISI UNIK. Warga Pulau Gili Ketapang sedang melakukan Toron Petolekoran, Menyeberang ke Pulau Jawa dan belanja aneka kebutuhan Lebaran, Sabtu 1 Juni 2019. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Warga yang tinggal di Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, di hari ke-27 Ramadan 1440 Hijriah, atau Sabtu 1 Juni 2019 beramai-ramai menyeberang ke Pelabuhan Tanjung Tembaga yang berada di Pulau Jawa.

Mereka menyebutnya tradisi “Toron Petolekoran” atau turun di hari ke 27 Ramadan menyeberang ke Pulau Jawa yang jaraknya sekitar 3 mil dari Pulau Gili.

Dengan menumpang kapal motor, warga yang tinggal di wilayah terluar Kabupaten Probolinggo ini akan ke pusat-pusat perbelanjaan untuk belanja kebutuhan Lebaran, seperti makanan, kue, serta pakaian.

BACA JUGA: PJB Pastikan Produksi Listrik Tidak Terganggu selama Lebaran

Selain sudah menjadi kebiasaan turun-temurun, bagi masyarakat Gili Ketapang merayakan lebaran tanpa adanya acara toron petolekoran dirasa kurang lengkap.

Seperti diungkapkan Fatima, seorang warga Gili Ketapang. Menurutnya tradisi ini sudah sudah menjadi kebiasaan warga di daerah tempat tinggalnya dan setiap tahunnya dilakukan untuk mempertahankan tradisi leluhur.

“Tiap tahun selalu ikut tradisi ini karena sudah kebiasaan. Apalagi kan intinya belanja buat Lebaran juga itung-itung liburan bersama keluarga,”ungkapnya, Sabtu 1 Juni 2019.

BACA JUGA: BI Minta Perbankan Pakai Uang Layak Edar di ATM

Sesampai di Pelabuhan Tanjung Tembaga, warga Gili Ketapang kemudian turun dari kapal motor, dan beralih menaiki becak atau ojek. Mereka lantas berpencar sesuai tujuannya masing-masing. Biasanya, tujuan favorit warga adalah sejumlah pertokoan di Kota Probolinggo.

Sebelum malam, biasanya masyarakat Gili Ketapang sudah berada di Pelabuhan Tanjung Tembaga untuk menyeberang kembali ke kampung halamannya. Mereka tetap memilih untuk santap berbuka di rumahnya masing-masing.

Tradisi toron petolekoran juga menjadi berkah sendiri bagi angkutan kapal motor. Pasalnya jumlah penumpang akan naik dua kali lipat dibanding hari biasanya. Seperti yang diungkapkan Kurdi, salah seorang penyedia jasa kapal motor.

BACA JUGA: Jelang Lebaran, 20 Ribu Kendaraan Lintasi Pintu Tol Waru

“Kalau sudah petolekoran ya banyak penumpang, syukur alhamdulillah biasanya hanya mengangkut 25–30 penumpang, sekarang bisa sampai 50-an penumpang,”ungkapnya.

Usai kembali ke kampung halaman masyarakat Gili Ketapang baru boleh menyeberang kembali ke Pulau Jawa setelah tujuh hari Hari Raya Idul Fitri. Mereka percaya aturan ini agar terhindar dari musibah.