Kamis, 18 June 2020 04:00 UTC
Bupati Ponorogo saat meninjau kampung batik di sentra UMKM jalan Trunojoyo. Foto: Gayuh/Dokumen
JATIMNET.COM, Ponorogo - Jumlah pasien Covid-19 di Ponorogo terus menunjukan statistik membaik. Berdasarkan data per Rabu 17 Juni 2020, pasien terkonfirmasi positif 34 orang, rinciannya 12 orang menjalani isolasi di rumah sakit, mandiri 1 orang, sembuh 20 orang dan 1 orang meninggal.
Untuk Orang Dalam Resiko (ODR) ini terdapat 24.028 orang, dengan rincian 5.389 melakukan isolasi mandiri dan dinyatakan selesai sebanyak 18.639 orang. Selanjutnya, Orang Tanpa Gejala (OTG), rinciannya isolasi mandiri 76 orang, selesai menjalani isolasi 215 orang.
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) ini 452 orang, yakni menjalani isolasi di rumah sakit 5 orang, isolasi mandiri 29 orang, selesai 418. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 60 orang, rinciannya isolasi rumah sakit 5 orang, mandiri 14 orang, selesai 29 dan meninggal 12 orang.
Dengan data tersebut, Kabupaten masuk dalam zona kuning dalam masalah sebaran Sars CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni pun mengungkapkan tiga kiat kunci khusus dalam hal penanganan sebaran Covid-19 di Ponorogo.
BACA JUGA: Tangani Covid-19, APBD Ponorogo Terserap Rp 22 Miliar
“Kunci dari pengendalian penyerabaran adalah pada more tracing, more testing dan well isolated,” kata Ipong, Kamis 18 Juni 2020.
Ipong menerangkan, selama masa pandemi Pemkab Ponorogo melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 selalu melakukan tracing secepat mungkin pada kontak erat pasien terkonfirmasi positif Corona.
Selanjutnya deteksi dini dengan melakukan rapid test maupun swab pada kontak erat serta melakukan isolasi dengan ketat dan disiplin membuat penyebaran dapat mudah untuk dikendalikan.
“Kita ambil contoh kasus klaster Sukolilo, penyebaran bisa dikendalikan sebatas empat kasus baru dalam cluster yang sama,” Ipong menerangkan.
Ia menjelaskan dari empat peserta pelatihan yang dinyatakan positif, setelah dilakukan tracing dan testing oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19, kemudian dilanjutkan dengan pemantauan isolasi yang ketat oleh satgas covid setempat, keempatnya merupakan kontak erat. “Transmisi hanya terjadi pada tingkat rumah tangga,” kata Ipong.
BACA JUGA: Ditetapkan Zona Kuning, di Ponorogo Masih Ditemukan Pasien Positif Covid-19
Contoh lain adalah klaster temboro, terdapat 13 kasus yang termasuk dalam klaster ini. 10 kasus merupakan santri dengan imported case, sementara tiga kasus lainnya adalah kasus yang diakibatkan adanya transmisi dalam tingkat rumah tangga.
“Sempat terjadi kontak erat sebelum akhirnya dilakukan isolasi secara disiplin dan dipantau oleh satgas di wilayahnya masing-masing,” ujar Ipong.
Namun ia terus mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi berbagai protokol kesehatan yang ada, karena perlu diingat Pandemi Covid-19 belum berakhir dan belum tahu kapan akan berakhir. Ia berharap agar Ponorogo bisa segera berubah menjadi zona hijau.
“Tapi tidak menutup kemungkinan akan jatuh ke zona oranye. Apalagi saat ini mobilitas orang-orang mulai sulit terkendali,” imbuh Ipong.