Selasa, 25 November 2025 04:00 UTC

Suasana upacara peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Halaman SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (Almadany) Kebomas, Gresik. Foto: Humas Almadany.
JATIMNET.COM, Gresik – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) meninggalkan jejak haru yang tak biasa.
Inspektur upacara bukan dari jajaran sekolah, melainkan dari wali murid. Hal ini merupakan suatu pilihan yang menghangatkan suasana dan mendekatkan makna peringatan HGN bagi para peserta upacara.
Janita Firda Naini, Ketua Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Almadany menyampaikan amanat yang membuat halaman sekolah seketika hening.
Kata-katanya mengalir sebagai bentuk penghormatan mendalam kepada para pendidik yang sering bekerja dalam sunyi.
“Hari ini, kita berdiri dalam suasana penuh syukur dan perenungan. Betapa besar peran guru dalam membentuk generasi bangsa,” ucapnya, Selasa 25 November 2025.
BACA: HUT PGRI ke-77 dan Hari Guru, Ning Ita Ajak Insan Pendidikan Terus Berinovasi
Sebagai seseorang yang pernah berada di ruang kelas, Janita memahami betul perjuangan guru. Mulai dari menyiapkan materi ajar hingga larut malam dan menempuh perjalanan panjang di pagi buta.
Bahkan, guru juga menunda istirahat demi menjawab pertanyaan murid, hingga membagi waktu antara keluarga dan anak didik. “Guru tidak meminta balasan, tetapi memberi begitu banyak,” lanjutnya lirih dan terbata-bata.
Ia menegaskan bahwa tema HGN 2025, “Guru Hebat, Negara Kuat”, bukan sekadar slogan. Negara yang tangguh lahir dari ruang-ruang kelas sederhana dari tangan guru yang sabar membimbing generasi masa depan.
Di hadapan siswa, Janita berpesan agar mereka terus menghormati guru, menyapa dengan lembut, dan menjaga ilmu yang ditanamkan.
“Jika hari ini kalian berani bermimpi besar, itu karena guru pernah memegang tangan kalian dan berkata ‘kamu bisa'," lanjutnya.
BACA: Hardiknas 2021, Guru Jangan Pernah Berhenti Belajar!
Ia juga mengingatkan pentingnya peran guru di era digital dan kecerdasan buatan. Di tengah derasnya informasi, hanya guru yang mampu memberi arah moral dan makna.
“Mesin dapat memberi jawaban, tetapi guru memberi makna. AI bisa mengajarkan teori, tetapi guru membentuk karakter," jelasnya.
Menutup amanatnya, Janita berharap para guru SD Almadany selalu diberi kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang layak.
Mantan pengajar di Mts dan MA Al Musthofa Mojokerto ini juga mengajak seluruh orang tua dan sekolah memperkuat kolaborasi demi masa depan pendidikan yang lebih cerah.
Sementara itu, Wakil Kepala Sarpras SD Almadany, Mahfudz Efendi menegaskan bahwa makna “Guru Hebat” terletak pada hati dan keteladanan.
“Guru hebat bukan hanya mengajar, tetapi menyalakan semangat belajar. Mereka melihat potensi di balik setiap anak, bahkan sebelum anak itu percaya pada dirinya sendiri," tegas Guru Kelas VI Al-Haytham.
Baginya, guru hebat adalah mereka yang terus belajar, beradaptasi, dan rendah hati. Jejak mereka bukan pada hafalan atau angka nilai, tetapi pada nilai-nilai kehidupan dan keberanian yang tertanam di hati murid.
“Pada akhirnya, guru hebat adalah kompas. Mereka memberi arah tanpa memaksa, menguatkan, menemani, dan membimbing menuju masa depan yang lebih baik," pungkasnya.
