Logo

Terjaring Razia, Tujuh Anak Punk Menangis Saat Dikonseling

Reporter:,Editor:

Selasa, 17 September 2019 06:18 UTC

Terjaring Razia, Tujuh Anak Punk Menangis Saat Dikonseling

MASALAH KELUARGA. Tujuh anak punk yang terjaring Satpol PP Pemkab Situbondo mengaku hidup di jalanan karena di rumah kurang kasih sayang. Foto: Hozaini

JATIMNET.COM, Situbondo – Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Situbondo mengamankan tujuh anak punk di jalanan yang meresahkan. Mereka kemudian mendapatkan konseling dan psikoterapi dari dinas sosial setempat.

Ketujuh anak punk yang biasa hidup di jalanan ini pun tak kuasa menahan tangis. Mereka mengaku memilih jadi anak jalanan karena di rumah merasa kurang kasih sayang. Mereka berasal dari Situbondo, Bondowoso, Jember dan Probolinggo. Empat di antaranya masih berstatus anak di bawah umur.

“Kesimpulan tim psikiater kami, anak-anak itu memilih jadi anak punk karena broken home. Mereka butuh teman untuk berbagi,” kata  Muhammad Sawal, Kabid Rehablitasi Dinsos Situbondo, Senin 17 September 2019.

BACA JUGA: Perhatian Khusus kepada Anak Nakal Perlu Diberikan

Menurut Syawal, pihaknya melakukan konseling dan psikoterapi karena ingin mengetahui penyebab anak-anak itu menjadi anak punk. Setelah ini, akan dilakukan psikoterapi agar mau kembali tinggal bersama keluarganya.

Empat anak punk yang masih berstatus anak di bawah umur berasal dari Situbondo tiga orang, serta dari Kabupaten Jember satu orang. Dinsos memanggil orang tua untuk menyerahkan anak-anak punk tersebut.

“Untuk anak punk yang dari Kabupaten Jember kami antarkan melalui dinas sosial setempat,” ujar Syawal.

BACA JUGA: PKBI Jatim Sebut Kekerasan Seksual Bermula dari Keluarga

Dinas sosial juga menyampaikan hasil konseling kepada pihak keluarga. Tujuh anak punk ini sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumah dan berpindah-pindah tempat. Mereka bisa bertahan hidup dari mengamen.

“Saya sudah samapikan masalah utamanya ke pihak keluaga. Saya titip anak-anak itu agar tidak kembali ke jalanan,” kata Kepala Dinas Sosial Lutfi Joko Prihatin.

Lutfi mengaku, setelah dilakukan pendataan ada anak punk sudah tiga bulan tidak pernah pulang ke rumah. Ada yang baru satu bulan ini bergabung.

Oleh karena itu, lanjut Lutfi, dirinya sudah berkoordinasi dengan dinas sosial tempat mereka berasal untuk pemulangan anak punk dewasa kepada pihak keluarga. “Saya sudah hubungi Dinas Sosial Bondowoso dan Probolinggo,” pungkasnya.