Sabtu, 12 October 2019 06:30 UTC
Ilustrasi kebakaran oleh Chepy Canggih
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya membuat 400 sumur atau tandon air yang tersambung PDAM di Kota Surabaya. Pasalnya hingga September 2019 sudah terjadi kebakaran sebanyak 570 kasus. Pemkot juga berupaya menambah jumlah pos pemadam kebakaran lantaran jumlah kasusnya selalu bertambah setiap tahun.
Kepala Bidang Pembinaan Operasional Dinas Kebakaran Kota Surabaya Bambang Vistadi menyampaikan pembuatan sumur terbagi dalam tiga zona.
“Zona tersebut beda-beda, jadi harus dibuat alternatif membuat sumur,” kata Bambang saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu 12 Oktober 2019.
BACA JUGA: Sejak Juni, Lebih dari 20 Hektare Hutan di Magetan Terbakar
Zona tingkat satu merupakan daerah yang sumber airnya kecil, zona dua adalah daerah yang akses masuknya sempit, sedangkan zona tingkat tiga mencakup wilayah dengan perambatan api yang cepat, terutama pada kawasan permukiman yang bangunannya non permanen dan terbuat dari kayu.
“Zona tiga ini bisa dijumpai di Kampung Malang dan Sidotopo,” kata dia.
Ia menjelaskan, jumlah kebakaran terus meningkat di musim kemarau. Kebakaran paling banyak terjadi pada lahan kosong atau alang-alang hingga 75 persen.
BACA JUGA: Tujuh Pendaki Singapura yang Terjebak di Raung Langsung Pulang
Pihaknya berupaya menekan kebakaran dengan memasang spanduk dan juga meminta masyarakat tidak membakar sampah sembarangan.
“Kawasan yang kerap terjadi kebakaran lahan kosong itu ada di Surabaya Timur dan Surabaya Barat. Lahan kosong di dekat SCTV, kawasan Darmo Permai, bisa empat kali terbakar dalam setahun,” ungkap Bambang.
Bambang juga mengatakan prasarana dan sarana Damkar Surabaya cukup lengkap. Ada 70 unit mobil pemadam kebakaran berkapasitan 3.000 hingga 10.000 liter air. Ada pula water suplay dan mobil tangga dengan panjang 104 meter dan itu paling tinggi.
BACA JUGA: Wisata Edukasi Pemadam Kebakaran Pemkot Surabaya Kian Diminati
Sedangkan untuk bangunan yang tinggi di atas 100 meter lebih, Bambang menjelaskan gedung tersebut harus dilengkapi dengan instalasi pemadam kebakaran.
Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kebakaran Irvan Widyanto menyebut 21 pos pemadam kebakaran, berdasarkan daya cakup dan real time, dinilai masih kurang. Untuk itu pihaknya mengusulkan untuk menambah pos pemadam kebakaran lagi.
“Soal lokasi dan jumlahnya berapa masih dibahas. Jadi tunggu hasil pembahasannya,” kata dia.
BACA JUGA: Satu Rumah di Cakarayam Mojokerto Ludes Terbakar
Dengan upaya peningkatan kinerja dinas pemadaman, tentu dibutuhkan anggaran. Sayangnya Irvan Widyanto mengaku tidak hafal. “Saya cek dulu untuk kepastian anggarannya,” kata Irvan yang juga Kepala Satpol PP Kota Surabaya ini.
Berdasarkan data Dinas Kebakaran Kota Surabaya dari Januari hingga 30 September 2019 terjadi kebakaran sebanyak 570 kasus. Sedangkan Januari hingga Desember 2018 terdapat 836 kasus kebakaran.
Kebakaran terjadi akibat api terbuka seperti korek api, kompor, dan lilin sebanyak 248 kasus. Penyebab lainnya adalah listrik ada 78 kasus. Kasus kebakaran yang masih dalam penyelidikan ada 244 kasus.
BACA JUGA: Puntung Rokok Sebabkan Kebakaran di TPA Mojosari
Untuk bangunan yang terbakar ada 103 unit dengan luasan 19.329 meter persegi. Bangunan itu bisa berupa industri, rumah warga, gudang dan perkantoran.
Untuk kebakaraan pada kendaraan ada 28 unit, baik kendaraan roda dua dan empat. Sedangkan untuk non bangunan terjadi pada 439 lokasi dengan luas 329.563 meter persegi. Ini terjadi pada alang-alang, lahan kosong, dan sampah. Pada 2019 ini kebakaran menelan korban dua jiwa dan luka 13 orang. Untuk kerugian material mencapai Rp 12,3 miliar.
