Logo

Terdampak Fatwa Haram dan Larangan Sound Horeg, Ini Ungkapan Pedagang

Reporter:,Editor:

Sabtu, 19 July 2025 04:00 UTC

Terdampak Fatwa Haram dan Larangan Sound Horeg, Ini Ungkapan Pedagang

Cak Lutfan pemilik Pentol Nusantara saat berjualan sambil memberikan literasi ke para pelanggannya, Sabtu, 19 Juli 2025. Foto: Taufiur Rachman

JATIMNET.COM, Jombang – Fatwa haram dan larangan sound horeg mengundang reaksi dari kalangan pelaku usaha yang selama ini merasa diuntungkan dari beroperasinya sound system berdaya besar.

Cak Lutfan, salah satu pedagang pentol menyatakan bahwa fatwa dan larangan sound horeg itu kurang tepat. Sebab, tidak disertai dengan solusi bagi pelaku UMKM yang senantiasa mendatangi sound system berdaya besar untuk menggelar dagangan.  

“Menurut saya pribadi, itu pas, tapi kurang tepat. Maksudnya, yang diharamkan itu bagian mananya? Karena apa? Di kalangan bawah, kami ini kadang menggantungkan penghasilan dari acara-acara yang melibatkan kerumunan warga, seperti festival sound horeg,"  ungkapnya.

Sekarang, lanjut Lutfan, sound horeg sudah jadi hiburan masyarakat.Maka, ia berharap agar pihak pembuat kebijakan tidak menutup rezeki orang sering munculnya larangan kegitan itu.

BACA: Ganggu Kamtibmas, Polres Jombang Resmi Larang Penggunaan Sound Horeg di Kota Santri

Banyak pedagang kecil, pemilik usaha sound system hingga pemuda kreatif yang ikut terdampak secara ekonomi dari kegiatan tersebut.

Biarkan para anak-anak muda mengais rezeki seperti itu karena dunia orang dulu dan sekarang berbeda, daripada anak-anak muda terjerumus hal-hal negatif.

“Kalau dilihat dari sisi negatifnya terus ya nggak akan selesai. Tapi, coba lihat juga sisi positifnya. Perekonomian warga naik, jalan yang dulunya sempit jadi diperlebar, dan anak-anak muda punya ruang untuk berekspresi,” imbuhnya.

BACA: Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Jember Minta Polisi Turut Mengawasi

Dirinya mendorong kepala seluruh pihak baik itu MUI, Pemkab, keamanan beserta pelaku usaha bisa duduk bersama-sama untuk menyusun perda mengatur regulasi tersebut.

Ia selaku pedagang kecil hanya ingin semuanya bisa berkolaborasi menyikapi persoalan ini agar tidak membuat resah warga.

“Kami tidak menyalahkan, tapi juga tidak membenarkan. Yuk, kita cari solusi bersama. Biar semua berjalan termasuk pedang kecil, dan jangan tiba-tiba dilarang tanpa solusi yang jelas," pungkasnya.