Surabaya PPKM Level 2, Warga Luar Kota Bisa Manfaatkan Isoter milik Pemprov Jatim di BPWS

JATIMNET.COM, Surabaya - Sebagai respon cepat dalam menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 09 Tahun 2022 tentang PPKM Level  3, Level 2, dan Level 1 Covid-19 Di Wilayah Jawa dan Bali, para Camat dan Lurah diminta untuk fokus melakukan antisipasi terhadap lonjakan kasus Covid-19 pada wilayahnya masing-masing, dengan memperhatikan indikator pencegahan Covid-19.

Sebab, berdasarkan data laman lawancovid-19.surabaya.go.id tercatat per Selasa, 8 Februari 2022 sebanyak 1.736 orang telah tercatat sebagai kasus pasien aktif positif Covid-19.

“Camat dan Lurah harus melakukan pendekatan kepada masyarakat di wilayahnya, khususnya pada peraturan level 2. Kemudian sebelum bekerja, usahakan semua pegawai berdoa, untuk meminta menjauhkan Surabaya dari bencana wabah Covid-19,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Selasa 8 Februari 2022.

Berdasarkan beberapa ketentuan penerapan PPKM Level 2 sesuai  Inmendagri No. 09 Tahun 2022, terdapat pembatasan kapasitas maksimal pada sektor non esensial sebanyak 50 persen dan sektor esensial sebanyak 75 persen. Serta diikuti dengan pembatasan jam kegiatan masyarakat.

Baca Juga: Tangani Pasien Covid-19, Jam Buka Layanan Puskesmas Diperpanjang 24 jam Non Stop

“Maka saya sampaikan kepada Camat dan Lurah untuk mengantisipasi agar kita tidak naik ke Level 3, karena nanti ekonomi kita bisa terhenti. Jadi warga Surabaya juga berhati-hati dengan tetap mengetatkan prokes,” ia menegaskan.

Dalam memasifkan 3T (Testing, Tracing, Treatment), warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan diimbau agar tidak melakukan perawatan di rumah sakit.

“Sebab, hal ini berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan level. Kasihan saudara-saudara kita yang jualan di embong (jalan), jadi yang ringan harus ke isolasi terpusat (isoter) seperti di Hotel Asrama Haji (HAH),” ia mengingatkan.

Nantinya apabila terdapat keluarga yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan, juga diperbolehkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun kepada warga lainnya yang berada di lingkungan itu diharapkan bisa menjaga dan tidak melakukan mobilisasi di luar rumah.

Baca Juga: Antisipasi Covid-19 Varian Omicron, 39 Taman Aktif di Surabaya Ditutup Imbas PPKM Level 2

“Camat dan Lurah harus memiliki data warga yang melakukan isolasi, karena kasihan kalau menulari anak dan istrinya jika isolasi mandiri di rumah. Jadi saya siapkan alternatif, nanti Camat dan Lurah kalau ingin memindahkan warga ke isoter harus melakukan pendekatan persuasif kepada warganya,” ia menerangkan.

Selain itu mengenai BOR (Bed Occupancy Rate) di Kota Surabaya saat pemberlakuan PPKM Level 2, saat ini BOR di Kota Pahlawan belum mencapai 20 persen. Sebab tingkat BOR pada penerapan PPKM Level 2 ini bukan berdasarkan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, melainkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.

“Sekarang yang dirawat di rumah sakit ada 400 pasien, tapi 350 pasien adalah yang bergejala ringan. Kami berkeliling rumah sakit dan sudah berkoordinasi dengan para dokter bila bergejala ringan jangan dirawat di rumah sakit,” ia mengungkapkan.

Pilihan kepada masyarakat yang memiliki gejala ringan yang tidak ingin dirawat di tempat isoter bisa juga melakukan isolasi mandiri di hotel dengan menggunakan biaya mandiri.

Baca Juga: Jadi Tempat Isoter, 700 Tempat Tidur Disediakan di HAH dan RSLT untuk Pasien Covid-19

“Tapi orang-orang yang menengah ke atas dan takut berada di isoter, bisa memanfaatkan hotel dengan biaya mandiri. Nanti juga akan dipantau oleh rumah sakit, sehingga level ini tidak naik,” ia menandaskan.

Sementara terkait isoter bagi warga luar Kota Surabaya, nantinya warga luar kota bisa memanfaatkan isoter milik Pemprov Jawa Timur yang berlokasi di Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS).

“Akan ada isoter di BPWS, jadi kalau ada KTP luar Surabaya akan dikirimkan ke sana,” ia menuturkan.

Oleh karena itu, masyarakat Kota Surabaya tidak perlu panik dalam menghadapi varian Omicron yang mulai masuk ke Kota Pahlawan. Sebab, masyarakat telah mendapatkan vaksinasi dosis satu dan vaksinasi dosis dua.

“Karena kalau kita sudah vaksin dosis satu dan dua, Insya Allah tidak akan genting seperti varian Delta,” ia memungkasi.