Selasa, 17 June 2025 01:00 UTC
Sumardi, anggota Komisi A DPRD Jawa Timur saat foto bersama dengan perwakilan pendidik, tokoh masyarakat, dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah di Jawa Timur usai sarasehan pendidikan di Jombang, Minggu, 15 Juni 2025. Foto: Hasan.
JATIMNET.COM, Jombang – Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur (Jatim) Sumardi menggelar sarasehan di Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Minggu, 15 Juni 2025.
Sarasehan bertajuk 'Membentuk Anak Berkarakter dan Berakhlak Mulia Agar Berprestasi Dunia Akhirat' ini bertujuan memperkuat peran pendidikan karakter di tengah arus digitalisasi.
Dalam sarasehan itu, sejumlah pihak turut menghadiri. Mulai dari para pendidik, tokoh masyarakat, serta praktisi pendidikan dari berbagai daerah di Jatim.
Dalam sambutannya, Sumardi legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Mojokerto ini menyampaikan apresiasi mendalam terhadap perjuangan para guru dalam mendidik generasi muda.
BACA: Kunjungan Dapil, Cak Sumardi Ajak Pembudidaya Ikan Lele di Jombang Naik Kelas
Legislator dari Partai Golkar ini mengaitkan kesuksesan pribadinya dengan peran besar para pendidik sejak masa kecilnya.
“Saya seperti ini ternyata atas perjuangan guru. Mudah-mudahan panjenengan (Anda) sebagai guru selalu dianggap pahlawan tanpa tanda jasa,“ ujarnya.
“Tetapi, bagi saya njenengan jasanya luar biasa. Dan semoga selalu panjang umur dan sehat selalu,” ucap Sumardi dengan penuh haru yang disambut tepuk tangan hangat dari para peserta sarasehan.
Ia menekankan bahwa sarasehan ini menjadi momentum refleksi dan penguatan kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat.
Tujuannya, membentuk generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki fondasi moral dan spiritual yang kuat.
BACA: Cegah Kekerasan pada Anak di Keluarga, Cak Sumardi Blusukan dan Sarasehan bersama Masyarakat
Sumardi berharap, kerja sama yang solid dari semua pihak akan membentuk karakter anak-anak Indonesia yang tangguh dan berdaya saing di dunia maupun akhirat.
Ia juga menyinggung tantangan era digital yang kerap menggeser fokus pendidikan dari aspek karakter ke aspek teknologi semata. Ia menegaskan pentingnya mempertahankan peran guru sebagai aktor utama dalam mencerdaskan bangsa.
“Kita tidak bisa mengesampingkan proses di sekolah. Bagaimana perjuangan guru dalam mencerdaskan bangsa, karena beliau yang mendidik saya,” tambahnya.
Pada sesi diskusi, praktisi pendidikan Heru Totok Triwahono mengangkat isu penggunaan gawai yang berlebihan di kalangan anak-anak.
BACA: Sarasehan Pencegahan Kekerasan pada Anak, Cak Sumardi Ingin Mojokerto Layak Anak
Ia menilai bahwa pola penggunaan gawai di rumah perlu menjadi perhatian serius para orang tua. “Kalau ingin anak mengurangi ponsel, ya kalau sudah di rumah jangan menggunakan ponsel. Agar tidak dicontoh anaknya,” ujar Totok dengan tegas.
Ia juga menekankan pentingnya membangun pendidikan karakter sejak dini sebagai bekal anak-anak dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bertanggung jawab.
Sementara itu, Oemi Noer Qomarijah sebagai salah satu pembicara turut menyampaikan keprihatinannya terkait ketergantungan anak-anak terhadap perangkat digital. Ia menilai hal ini dapat mengalihkan perhatian dari aktivitas yang lebih bermanfaat.
"Ini menunjukkan bagaimana gawai bisa menggeser perhatian anak-anak dari kegiatan yang lebih produktif. Ini tantangan kita bersama sebagai pendidik dan orang tua,” pungkasnya.