Sabtu, 10 August 2019 01:20 UTC
Ilustrasi Gilas Audi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Plt Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Hudiyono mengakui kekurangan tiga ribu guru pengajar untuk SMA/SMK. Dari jumlah itu sekitar 1.056 adalah guru agama.
"SMA kekurangan 475 guru agama, SMK kurang 500 guru agama, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKLK) kurang 81 orang guru agama," ujar Hudiyono dikonfirmasi, Jumat 9 Agustus 2019.
Sisanya, kekurangan guru mata pelajaran seperti sejarah, matematika, serta guru bimbingan konseling. "Totalnya kalau berdasarkan aplikasi kebutuhan guru dan tenaga kependidikan (AGTK), kekurangan kurang lebihnya tiga ribu," ungkapnya.
BACA JUGA: Sistem Zonasi Juga Menimpa Tenaga Pendidik
Menurutnya, ini disebabkan kurang meratanya pengajar. Banyak guru yang menumpuk di beberapa titik saja sedangkan di pinggiran wilayah Jawa Timur banyak yang kekurangan.
Dindik Jawa Timur, lanjut Hudiyono, telah melakukan pemetaan mana daerah yang mengalami penumpukan untuk dilakukan pemerataan. Hingga sekarang sudah dua kali penataan melalui AGTK demi pemerataan guru.
Hasil penataan periode pertama sebanyak 641 guru telah dipindah tugaskan ke tempat yang kekurangan guru. Kemudian di tahap dua ada 300 guru yang sudah disalurkan ke beberapa sekolah.
BACA JUGA: Pemenang Nobel Perdamaian Malala Boleh Ngajar di Kanada Jika Lepas Kerudung
"Selain itu, di satu sisi seusai dengan adanya surat dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur, kami pelan-pelan menarik guru yang diperbantukan (DPK)," tuturnya.
Tidak berhenti di pemerataan saja, Hudiyono menyebutkan, solusi lainnya adalah dengan perekrutan guru tidak tetap (GTT). Bantuan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan dana program pendidikan gratis berkualitas (tistas) milik Pemprov Jatim digunakan untuk pembiayaan guru GTT.
Dari dana tistas yang diturunkan ke sekolah, menurut Hudiyono, sekolah dapat menggunakan 40 persen untuk anggaran pembiayaan guru GTT. Harapannya guru GTT bisa menambal kekurangan tenaga pengajar.