Logo

Pemenang Nobel Perdamaian Malala Boleh Ngajar di Kanada Jika Lepas Kerudung 

Reporter:

Senin, 08 July 2019 09:14 UTC

Pemenang Nobel Perdamaian Malala Boleh <em>Ngajar </em>di Kanada Jika Lepas Kerudung 

Tiga perfempuan mengenakan kerudung. Foto: Unsplash

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemenang Nobel Perdamaian Malala Yousafzai boleh mengajar di Quebec, Kanada, jika ia melepas kerudungnya, kata Menteri Pendidikan Quebec Jean-Francois Roberge.

Ucapan itu diposting di Twitternya, serta memicu keributan dari warganet.

Provinsi Quebec baru-baru saja mengesyahkan Undang-undang 21 yang melarang pegawai pemerintah menggunakan simbol religius ketika berhadapan dengan pekerjaan umum. Hal ini meliputi guru, perawat, dan sopir bus.

Roberge mengunggah fotonya di Twitter pada Jumat. Foto itu menunjukkan dirinya berdiri disamping Malala, yang mengenakan kerudung. Malala adalah aktivis Pakistan sekaligus warga kehormatan Kanada.

BACA JUGA: Bos Huawei Ditangkap, Permohonan Visa dari Cina ke Kanada Turun

Foto itu diambil dalam forum G20 yang dihadiri keduanya di Prancis. Dua orang tersebut, ironisnya, sedang membahas tentang pendidikan, dikutip dari Anadolu, Aa.com, Senin 8 Juli 2019.

Foto tersebut memantik kontroversi dan kemarahan di Twitter, terkait undang-undang 21.

“Mr Roberge, bagaimana responmu jika Malala Yousafzai ingin menjadi guru di Quebec?,”, tanya seorang reporter, Salim Nadim Valji, di Twitter.

Robeger menjawab dengan mengatakan, “kehormatan besar” jika Malala mengajar di Quebec, namun seperti negara toleran dan terbuka lainnya, guru tidak boleh menggunakan simbol relogius ketika mereka menjalankan fungsinya,”.

BACA JUGA: Terjerat Hutang, Suami Nekad Jual Istri

“Apakah kamu memberitahunya, jika di Quebec, perempuan yang mengenakan baju seperti Malala tidak mendapat akses pada pekerjaan tertentu di layanan publik? Terima kasih untuk pemerintahanmu,” cuit pengguna Twitter lain yang mencerminkan sebagian besar komentar di unggahan itu.

Namun, akhir bulan lalu, Roberge mengatakan aturan yang harus dihormati di sekolah itu tidak dilengkapi dengan pengawas untuk menegakkan aturannya.

Langkah penolakan hukum atas undang-undang 21 ini telah diluncurkan oleh Asosiasi Kebebasan Masyarakat Kanada dan Dewan Nasional Muslim Kanada.

BACA JUGA: Sebut PSI Nasakom, Ini Komentar Warganet pada Hanum Rais

Kelompok ini berpendapat jika aturan itu secara tidak adil menyasar kelompok muslim perempuan.  

Yousafzai selamat dari sebuah peluru yang bersarang di kepalanya, dari Taliban di 2012, akibat vokal menyuarakan pendidikan untuk perempuan. Serangan kepada Yousafzai, ketika berusia 15 tahun, memantik kemarahan di Pakistan dan dunia internasional.