Minggu, 19 May 2024 11:00 UTC
UJIAN. Peserta ujian HSK di SMA Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Minggu, 19 Mei 2024. Foto: Zulafif.
JATIMNET.COM, Probolinggo – SMA Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, bekerja sama dengan Confucius Institute menggelar ujian kemampuan bahasa Tionghoa atau Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK), Minggu sore, 19 Mei 2024.
Ujian standar internasional tersebut diikuti 93 peserta dari berbagai daerah termasuk Kalimantan dan Makassar.
HSK merupakan ujian standarisasi dari Republik Rakyat Tiongkok untuk mengukur kemahiran berbahasa Mandarin bagi penutur asing.
Selain ujian HSK yang mencakup kemampuan menulis dan mendengarkan, SMA Nurul Jadid juga menyelenggarakan HSKK yang menguji kemampuan berbicara atau berkomunikasi.
BACA: Mahasiswi Bahasa Mandarin UK Petra Wakili Indonesia ke China dalam Lomba Chinese Bridge
Ujian HSK dan HSKK diadakan dalam lima sesi yang berbeda sesuai dengan level yang diikuti peserta, mulai dari HSK level 1 hingga 6 dan HSKK level 7 hingga 9.
Peserta HSK asal Surabaya, Agnes Gracia Matulesi, mengaku telah mempersiapkan diri selama 45 hari untuk mengikuti ujian HSK level 5.
"Alasan mengikuti HSK adalah untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih bagus di masa depan. Saya ingin mengembangkan usaha les bahasa Mandarin di Lombok," ujarnya.
Sementara itu, siswi SMA Nurul Jadid, Nabila Lutfi Alfia, merasa sangat terbantu dengan ujian HSK di sekolahnya.
"Belajar bahasa Mandarin itu menantang karena berbeda dengan bahasa ibu kita, terutama dalam pelafalan. Namun, saya termotivasi dan tetap semangat mempelajarinya," tuturnya.
BACA: Berstatus Maba, Mahasiswi Bahasa Mandarin Juara 1 Lomba Pidato
Wakil Kepala Bagian Kesiswaan SMA Nurul Jadid, Slamet Santoso, menjelaskan bahwa ujian HSK awalnya digelar untuk memenuhi kebutuhan siswa. Namun, minat peserta dari luar sekolah terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Lisensi dari Confucius Institute kami dapatkan pada 2017 dan pertama kali melaksanakan HSK pada 2018. Hingga kini, kami sudah menggelar HSK sebanyak 16 kali dengan total peserta mencapai 670 orang, semuanya dilakukan secara online," katanya.
Slamet menambahkan ujian HSK diadakan sebagai bekal siswa dalam menghadapi dunia politik, sosial, dan pergeseran kekuasaan di masa mendatang.
"Melalui ujian HSK ini, ratusan siswa SMA Nurul Jadid telah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di universitas di Tiongkok," katanya.
Selain itu, banyak lulusan yang mendapat kontrak kerja dari perusahaan di Indonesia setelah menyelesaikan studi mereka di Tiongkok.