Logo

SKK Migas dan KKKS Selesaikan Empat Proyek di Kuartal I 2020

Reporter:,Editor:

Rabu, 08 April 2020 09:00 UTC

SKK Migas dan KKKS Selesaikan Empat Proyek di Kuartal I 2020

SKK Migas

JATIMNET.COM, Surabaya – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah berhasil menyelesaikan empat proyek hulu minyak dan gas bumi (migas) hingga kuartal pertama 2020. 

Keempat proyek tersebut di antaranya Grati Pressure Lowering yang dilakukan oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty Ltd di Jawa Timur dengan kapasitas produksi gas sebesar 30 juta standar kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (MSCFD). Lalu pengembangan Lapangan Gas Randugunting oleh PT PHE Randugunting di Jawa Tengah yang berpotensi memberikan tambahan produksi 5 MSCFD.

Kemudian pengembangan Lapangan Gas Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd di Laut Natuna yang memberikan tambahan produksi 45 MSCFD. Terakhir, pembangunan Sembakung Power Plant oleh PT Pertamina EP. 

BACA JUGA: HCML Dukung Penerapan Aplikasi Standarisasi Kinerja dan K3LL

Pembangunan keempat proyek hulu migas ditaksir menyerap investasi US$45 juta, dan memberikan tambahan produksi gas sekitar 80 MSCFD serta menghasilkan listrik 4 megawatt (MW).

"Kami bersyukur empat proyek hulu migas telah dapat direalisasi tepat waktu. Capaian ini merupakan salah satu usaha yang kami lakukan untuk menjaga produksi migas sesuai target," ujar Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Rabu, 8 April 2020. 

SKK Migas bersama KKKS tahun 2020 direncanakan akan ada 11 proyek hulu migas yang akan onstream dengan mayoritas berkosentrasi pada pengembangan lapangan gas. Jumlah proyeknya meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya ada sembolan proyek. 

BACA JUGA: Pertamina EP Susun Protap Antisipasi Tumpahan Minyak

Pihaknya berharap tambahan proyek baru ini bakal memberikan kontribusi tambahan produksi migas yang bermuara pada pemasukan negara. Selain juga menggerakan sektor ekonomi di daerah dan menciptakan lapangan kerja.

Karena itu, Julius optimis target 11 proyek yang telah dicanangkan dapat direalisasi tepat waktu. Meski tidak dipungkiri ada tantangan cukup serius sejak merebaknya wabah Covid-19. 

Dirinya mengaku perlu duduk bersama KKKS kembali guna mengevaluasi seluruh kegiatan. Mengingat covid-19 telah menyeret ke situasi harga minyak yang terus merosot.

"Hampir semua KKKS yang kami hubungi meminta akses khusus untuk pekerja dan material yang dibutuhkan guna menunjang kegiatan yang mereka lakukan. Oleh karena itu kami harus membuat perencanaan ulang," katanya.

BACA JUGA: Pertamina EP Raih Kesepakatan Baru dengan Pemerintah Bojonegoro

Sejauh ini SKK Migas telah mengindentifikasi beberapa dampak yang ditimbulkan Covid-19 terhadap proyek hulu migas antara lain transportasi material lebih lama khususnya pengiriman material dari luar negeri, mobilisasi pekerja ke lokasi lebih sulit karena perizinan dan waktu karantina, kegiatan manufaktur peralatan migas untuk proyek tertunda atau lebih lama, persetujuan pengurusan perizinan lebih lama, dan produktivitas engineering dan konstruksi menjadi lebih rendah.

Beberapa upaya yang dilakukan agar proyek kegiatan tetap dapat dilaksanakan dan tidak berhenti total. Salah satunya, meminta agar para kepala daerah memberikan privilege (keutamaan) terhadap pergerakan manusia dan barang yang dibutuhkan oleh hulu migas tanpa melanggar kaedah kehati-hatian.

"Dalam menjalankan operasi, kami selalu menjunjung tinggi keselamatan kerja. Oleh karena itu kami juga setuju dengan adanya protokol yang ketat dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. Namun demikian kami berharap agar kegiatan lapangan tetap dapat dijalankan walaupun dengan pergerakan yang berkurang tersebut," ujarnya.