Minggu, 23 November 2025 00:42 UTC

Gus Yahya saat diwawancara usai gelar rapat koordinasi PWNU se Indonesia di Hotel Novotel Samator. Foto: Khaesar
JATIMNET.COM, Surabaya – Kabar rencana 'pemakzulan' Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, kian panas. Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia di sebuah hotel di Surabaya.
Pertemuan yang digelar selama lima jam itu berakhir dengan pernyataan sikap bersama dari PWNU se-Indonesia. Yakni menolak desakan agar kakak kandung mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu mundur dari jabatannya sebagai Ketum PBNU.
Pertemuan berlangsung sejak Sabtu malam, 22 November 2025 hingga Minggu (23/11/2025) dini hari.
Pantauan jurnalis Jatimnet.com di lokasi, rapat mendapat pengawalan ketat dari puluhan anggota Banser sejak Sabtu malam. Gus Yahya tiba di lokasi sekitar pukul 19.35 WIB dan memasuki ruang pertemuan pada pukul 20.00 WIB. Diskusi internal tersebut berlangsung lebih dari lima jam.
BACA: PBNU: Perilaku Gus Elham Bertentangan dengan Ajaran Islam
Seolah sukses menggelar konsolidasi dengan pendukungnya, Gus Yahya langsung berbicara kepada awak media begitu rapat berakhir sekitar pukul 01.30 WIB, Minggu dini hari.
Dengan penuh kepercayaan diri, Gus Yahya menyampaikan bahwa mayoritas PWNU secara bulat meminta dirinya tetap memimpin PBNU hingga masa jabatannya berakhir.
“Mereka menolak saya mundur. Mereka merasa telah memilih saya, dan mereka akan kecewa jika saya mengundurkan diri,” ujar Gus Yahya kepada wartawan.
Gus Yahya juga memastikan bahwa ia tidak memiliki niat sedikit pun untuk mundur dari jabatan Ketum PBNU. “Saya tegaskan, tidak ada alasan bagi saya untuk mundur,” katanya.
BACA: Gus Yahya Resmikan 42 SPPG NU, Ingatkan Kualitas Makanan demi Nyawa Anak
Menurutnya, para perwakilan PWNU akan melakukan konsolidasi lanjutan setelah menerima penjelasan langsung mengenai dinamika internal organisasi dalam beberapa waktu terakhir.
“Saya menjelaskan sejumlah hal agar pemahaman mereka utuh, tidak hanya berdasarkan rumor ataupun fitnah,” tambahnya.
Tak Dihadiri PWNU Jatim
Tidak semua PWNU hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk PWNU Jawa Timur yang dipimpin KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin).
BACA: Lagi, Dugaan Keracunan MBG Terjadi di SMP dan SMA di Banyuwangi
Sebelumnya, beredar dokumen risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU pada Kamis (20/11/2025) di Jakarta yang ditandatangani KH Miftachul Akhyar. Dokumen tersebut berisi peringatan agar Gus Yahya menyatakan pengunduran diri dalam waktu tiga hari. Jika tidak, Syuriyah dapat menempuh langkah pemberhentian resmi.
Evaluasi internal itu salah satunya terkait pemanggilan narasumber yang dianggap memiliki keterkaitan dengan jaringan Zionisme Internasional dalam program Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKN NU). Kebijakan tersebut dinilai tidak sesuai dengan Maqashidul Qanun Asasi NU.
Hingga Minggu dini hari, Syuriyah PBNU belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hasil konsolidasi PWNU di Surabaya.
