Senin, 27 October 2025 05:00 UTC
Komisi IV DPRD Banyuwangi melakukan sidak ke SMPN 3 Kalipuro Banyuwangi, Senin, 27 Oktober 2025. Foto: Dok. DPRD Banyuwangi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Dugaan keracunan akibat konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bumi Blambangan kian memprihatinkan. Setelah insiden diare yang menimpa 112 pelajar di MAN 1 Banyuwangi, laporan kasus baru di sejumlah sekolah lain juga mencuat.
Kali ini, dugaan keracunan MBG terjadi di SMA NU Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, yang menimpa sepuluh murid dan satu guru. Bahkan, berdasar informasi di lapangan, salah satunya hingga dibawa ke RSUD Blambangan.
“Kami melakukan sidak dan keterangan dari Puskesmas Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, ada 11 orang termasuk guru dan salah satunya dilarikan ke RSUD Blambangan,” kata Anggota Komisi IV DPRD Banyuwangi Zamroni, Senin, 27 Oktober 2025.
Masih di kecamatan yang sama, kasus dugaan keracunan setelah mengonsumsi menu MBG terjadi di SMPN 3 Kalipuro Desa Telemung. Sebanyak 20 pelajar dilaporkan sakit dan tidak masuk sekolah karena alasan yang sama.
BACA: Diduga Keracunan MBG, 112 Siswa MAN 1 Banyuwangi Keluhkan Diare dan Mual
Dari hasil data di lapangan, banyak pelajar di SMP 3 Kalipuro mengeluhkan sakit perut. Sayangnya, mereka hanya disuruh pulang lebih awal dan diobati di UKS tanpa ditangani tenaga kesehatan Puskesmas.
Terkait dugaan keracunan MBG ini, pihak sekolah seperti terkesan takut dan tertutup dalam melaporkannya. Padahal, menurut Zamroni, adanya sidak merupakan upaya agar program MBG bisa berjalan lebih maksimal dan mencegah makanan atau minuman yang tidak sehat atau tidak aman bagi pelajar.
“Mari kita kawal program baik ini bersama-sama demi mewujudkan visi misi Presiden Indonesia,” katanya usai sidak di SMA NU Gombengsari dan SMPN 3 Kalipuro bersama Umi Kulsum.
Untuk diketahui, menu MBG di dua sekolah itu dipasok oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan (SPPG) yang sama di Desa kelir, yaitu Yayasan Cakra Danta Berdikari.
Terkait dugaan keracunan MBG ini, Zamroni menekankan supaya Koordinator Pendamping MBG di Banyuwangi untuk selalu intensif berkoordinasi dengan Komisi IV DPRD Banyuwangi.
BACA: Cegah Keracunan Massal, Forkopimda Kota Probolinggo Intensifkan Sidak Dapur MBG
Bukan hanya itu, Zamroni mempertanyakan peran ahli gizi dalam setiap SPPG. Ketua Fraksi Partai NasDem itu meminta agar ahli gizi bekerja secara profesional sesuai rincian kerjanya.
“Karena ini persoalan jiwa dan kesehatan anak didik di Banyuwangi, dimana itu bagian dari bidang kami di Komisi IV DPRD Banyuwangi,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu wali kelas di SMPN 3 Kalipuro membenarkan adanya 20 siswa yang sakit. Sayangnya pihaknya tidak menyebut secara spesifik sakit apa yang dialami para siswa.
“Saya tidak bisa menyebutkan ini adalah tanda-tanda sebuah keracunan, karena tanda-tanda yang kita dapati tidak seperti itu. Cuma anak-anak alasannya sakit gitu aja,” ujarnya.
Ia mengungkap sakit yang dialami para siswa terjadi setelah mereka menyantap menu MBG baru yang belum pernah disajikan sebelumnya sejak 22 September lalu, yaitu kare yang notabene bersantan. Padahal, makanan bersantan sangat berisiko cepat basi jika tidak dijaga kehangatannya.
BACA: Lagi, Ada Ulat di Menu MBG, 8 Siswa SMKN di Tuban Dirawat
“Dari pengakuan murid, memang tercium seperti bau basi, mungkin itu karena santan, jadi memang tidak tahan lama,” ujarnya.
Setidaknya ada tujuh siswa yang masuk UKS karena mengeluh pusing. Karena tidak mengalami gejala berat, pihak sekolah hanya memberikan obat ringan dan menyuruh mereka istirahat.
“Kami tidak langsung membawa anak-anak ke Puskesmas, karena gejalanya ringan, hanya pusing. Kami juga sudah dikirimi obat-obatan dasar dari Puskesmas, termasuk paracetamol, untuk penanganan di sekolah,” katanya.
“Memang sudah ada arahan dari Puskesmas, kalau hanya gejala ringan seperti pusing atau demam, bisa ditangani di sekolah dulu. Setelah istirahat sekitar satu jam, anak-anak sudah membaik dan bisa bermain lagi,” katanya.
