Logo
Pendakwah Harus Jaga Akhlak dan Martabat Kemanusiaan

PBNU: Perilaku Gus Elham Bertentangan dengan Ajaran Islam

Reporter:,Editor:

Rabu, 12 November 2025 02:30 UTC

PBNU: Perilaku Gus Elham Bertentangan dengan Ajaran Islam

Gus Elham Yahya, sosok pendakwah muda yang juga putra seorang kiai pengasuh pesantren di Kediri. Foto: Facebook Elham Yahya Official

JATIMNET.COM – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan tindakan pendakwah Elham Yahya Luqman atau yang akrab disapa Gus Elham. Putra kiai asal Kediri itu dinilai tidak mencerminkan akhlakul karimah dan bertentangan dengan ajaran Islam.

PBNU menegaskan, perilaku merendahkan martabat manusia, apalagi terhadap anak-anak, merupakan pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan dan prinsip dakwah bil hikmah.

Tindakan Gus Elham yang viral karena dianggap tak patut terhadap anak perempuan di bawah umur di depan para jamaah, dinilai PBNU telah menodai esensi dakwah Islam yang semestinya menjadi teladan melalui sikap santun dan perilaku mulia.

Pernyataan resmi PBNU itu disampaikan oleh salah satu ketuanya, Alissa Wahid

“Perilaku seperti itu mencederai nilai-nilai dakwah yang seharusnya menuntun umat melalui keteladanan,” ujar Alissa Wahid pada Rabu, 12 November 2025.

Menurut PBNU, Nahdlatul Ulama mengemban amanah besar untuk menjaga kemaslahatan umat dengan berpegang pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah. Karena itu, PBNU menolak keras segala bentuk tindakan yang melanggar Maqashid Syariah—khususnya perlindungan terhadap kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh) tanpa memandang usia, status, atau kedudukan sosial.

“Prinsip maqashid syariah harus menjadi pegangan utama para pendakwah dalam menjalankan peran mereka,” tambahnya.

PBNU juga menekankan pentingnya menjaga kehormatan kiai dan nyai sebagai sosok pengasuh dan pengayom umat. Menurut Alissa, posisi para pendakwah menuntut tanggung jawab moral untuk menjadi panutan yang berakhlak.

“Kiai, nyai, dan pendakwah adalah guru bagi umat. Sudah sepatutnya mereka menjadi teladan yang digugu dan ditiru,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, PBNU mengajak seluruh jamaah dan pengurus di berbagai tingkatan untuk menciptakan ruang dakwah yang aman dan bermartabat bagi semua, terutama bagi anak-anak, santri, dan perempuan.

Dalam menjalankan komitmen itu, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA). Satuan tugas ini bertugas menindaklanjuti serta mencegah terjadinya kekerasan, pelecehan, dan penyimpangan di lingkungan pesantren NU.

“Pembentukan SAKA merupakan wujud nyata komitmen PBNU dalam menjaga marwah pesantren dan memastikan dakwah Islam tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan kemanusiaan,” tegas Alissa.

PBNU menutup pernyataannya dengan penegasan bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, atau penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam.

“Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia,” pungkas aktivis yang juga putri Gus Dur ini.