Kamis, 12 March 2020 09:05 UTC
Pengeboran Minyak. Foto: pertamina.com
JATIMNET.COM, Surabaya - PT Pertamina EP Asset 4 bersama 13 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) di wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara metandatangani Prosedur Tetap (Protap) Penanggulangan Tumpahan Minyak. Kerjasama ini dalam bentuk (protap) tumpahan minyak, sekaligus menyelenggarakan latihan gabungan penanggulangan tumpahan di Banyuwangi.
Asset 4 General Manager PT Pertamina EP Agus Amperianto mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) dengan tingkat resiko yang tinggi. Terlebih lokasi kerja Asset 4 ada yang beroperasi di laut, Protap ini sangat perlu.
“Kami merasa Protap ini sangat penting. Karena kami bisa berkordinasi dengan KKKS dan instansi lainnya lebih mudah,” ujar Agus dalam keterangan resminya, Kamis 12 Maret 2020.
BACA JUGA: Pertamina EP Asset 4 Target Produksi 16 Ribu Barrel Minyak per Hari
Wilayah kerja PT Pertamina EP Asset 4 ini terdiri dari Poleng Field yang 90 persen area operasinya berada di laut. Dengan penunjang produksi dari Poleng Field untuk Minyak sebesar 2.754 BOPD atau 102,85 persen dari target.
Sedangkan untuk Gas 4.050 MMscfd, atau 101.08 persen dari target yang didapatkan dari Platform BW, CW, dan DW dengan sembilan sumur produksi yang berada di laut Jawa.
"Tingkat resiko beroperasi di laut itu tinggi, sehingga apabila terjadi hal yang diluar kendali maka sekali lagi dengan adanya Protap ini diharapkan penanganannya bisa dilakukan dengan baik dan biaya yang efisien,” terangnya.
BACA JUGA: Pertamina EP Raih Kesepakatan Baru dengan Pemerintah Bojonegoro
Salah satu bentuk risiko yang dapat terjadi di lapangan migas, utamanya yang berada di wilayah lepas pantai (offshore), adalah terjadinya tumpahan minyak.
Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno mengatakan, pemerintah menargetkan produksi 1 juta BOPD di 2030. Meski target cukup banyak, ia meminta agar tidak sampai mengabaikan aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan (K3LL).
“Untuk itulah SKK Migas merumuskan protap ini agar potensi risiko kecelakaan kerja dapat dihindari dan diminimalkan dampaknya,” kata Julius.