Situs Gedog di Blitar Diduga Kompleks Peribadatan Kelas Kerajaan

Yosibio

Reporter

Yosibio

Sabtu, 7 September 2019 - 04:55

situs-gedog-di-blitar-diduga-kompleks-peribadatan-kelas-kerajaan

Batu menyerupai lumpang di Situs Gedog. Foto: Yosibio

JATIMNET.COM, Blitar - Arkeolog BPCB menyatakan jika Situs Gedog di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, diduga merupakan komplek peribadatan kelas kerajaan. Hal itu sesuai dengan temuan batu berbentuk yoni dengan cerat naga yang ada sejak lama di lokasi.

"Candi yang dipakai untuk tempat peribadatan ada tingkatannya, ada kelas kerajaan dan kelas di bawahnya. Kalau yang ada yoni dewa naga biasanya tempat peribadatan kelas kerajaan," kata arkeolog BPCB Wicaksono Dwi Nugroho, saat dikonfirmasi melalui telepon seluler dari Blitar, Sabtu, 7 September 2019. 

Sejumlah benda cagar budaya yang ditemukan adalah batu andesit dan susunan batu bata yang lebih modern dari candi yang pernah ada. 

BACA JUGA: Warga Blitar Kembali Temukan Benda Purbakala di Situs Gedog

Warga sekitar kemudian menemukan lagi sejumlah benda diduga purbakala di sekitar lokasi ditemukannya arca kepala kala. Ada batu yang disebut sebagai fragmen miniatur candi di sekitar lokasi, serta temuan terbaru benda berbentuk mirip lumpang, batu dengan relief perempuan, batu berbentuk kotak berukir, dan batu kotak polos, sekitar 400 meter Utara lokasi penemuan arca kepala.

Temuan benda purbakala ini semakin memperkuat hipotesa Tim BPCB Trowulan, Mojokerto. "Dugaan kami, di lokasi itu ada kompleks bangunan percandian. Jadi ada bangunan utama, ada bangunan pendukung lainnya, dan pagar keliling," ujar Wicaksono.

Wicaksono menduga, bangunan kompleks percandian itu runtuh sehingga komponen bangunan percandian tercerai berai. 

BACA JUGA: Fragmen Miniatur Candi Ditemukan 200 Meter dari Situs Candi Gedog

Komponen bangunan candi kemungkinan ada yang terbawa air atau dipindah manusia. Apalagi, posisi lahan tempat penemuan yang diduga kompleks bangunan percandian, merupakan lahan produktif yang masih aktif digarap warga secara turun temurun.

"Tapi, kami menduga kuat temuan baru benda-benda itu masih ada kaitannya dengan situs kompleks percandian di lokasi," pungkasnya.

Baca Juga