
Reporter
NugrohoMinggu, 26 April 2020 - 09:00
Editor
Bruriy Susanto
Dok.
JATIMNET.COM, Madiun - Sepuluh dari 104 santri Pondok Pesantren Al-Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan yang pulang ke Kabupaten Madiun dinyatakan reaktif Covid-19. Ini setelah mereka mengikuti rapid test yang berlangsung bergiliran di tujuh puskesmas selama tiga hari terakhir.
Kesepuluh santri yang reaktif itu diisolasi di RSUD Caruban dan RSUD Dolopo, Kabupaten Madiun. Spesimen lendir mereka diambil untuk diuji di laboratorium tunjukan pemerintah yang berada di Surabaya.
“Spesimen telah diambil dan dibawa ke laboratorium di Surabaya untuk diteliti menggunakan metode PCR,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun, Mashudi saat dihubungi Jatimnet.Com, Minggu 26 April 2020.
BACA JUGA: Sopir Penjemput Santri Temboro Meninggal Saat Perjalanan ke Jombang
PCR adalah Polymerase Chain Reaction. Metode ini dinilai paling akurat untuk mendeteksi virus Corona. Namun, untuk mengetahui hasilnya memerlukan waktu selama beberapa hari lantaran tingkat kerumitannya.
Hingga kini, Mashudi menuturkan, pihak Gugus Tugas Covid-19 masih menunggu hasil pemeriksaan spesimen lendir dari sepuluh santri. Semberi menunggu hasil, upaya penelusuran atau tracing kepada orang yang selama ini melakukan kontak fisik secara langsung, seperti pihak keluarga juga dilakukan.
Mereka yang diketahui dari hasil tracing diminta melakukan isolasi mandiri di rumah. Aktivitas di luar rumah sebisa mungkin dihindari untuk mengantisipasi potensi meluasnya penyebaran Covid-19. “Bagi (94) santri Pondok Temboro yang hasil rapid test-nya diketahui non reaktif atau negatif juga diminta mengisolasi dirinya,” ujar Mashudi.
BACA JUGA: Klaster Temboro Jadi Penambah Covid-19, 16 Santri Positif
Pondok Temboro Temboro menjadi perhatian nasional dan internasional selama beberapa hari terakhir. Sebab, 42 santri yang pulang ke Malaysia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah diperiksa petugas dinas kesehatan di sana. Pesantren itu disebut sebagai klater baru penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, pihak Pemkab Madiun terus mencari tahu keberadaan santri asal Kabupaten Madiun. Mashudi memprediksi, selain 104 santri yang telah di-rapid test masih ada yang belum terdeteksi.
“Informasinya masih ada yang di dalam pondok. Mungkin juga di lokasi lain,” kata pria yang juga menjabat sebagai Kabag Humas dan Protokol Pemkab Madiun.