Selasa, 14 January 2020 12:21 UTC
Ilustrasi: GIlas Audi.
JATIMNET.COM, Madiun – Seorang anak berusia delapan tahun di Kabupaten Madiun meninggal lantaran demam berdarah dengue (DBD). Ia merupakan satu dari lima warga yang terserang virus akibat gigitan nyamuk aedes aegypti selama periode awal hingga pertengahan Januari 2020.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (P2P Dinkes) Kabupaten Madiun, Amam Santosa mengatakan jumlah kasus DBD dimungkinkan mengalami penurunan bila dibandingkan bulan Januari 2019.
Kala itu, petugas dinkes mencatat jumlah penyakit ini sebanyak 99 kasus. Sebanyak dua orang yang terserang meregang nyawa. “Mudah-mudahan, tidak terjadi wabah demam berdarah pada tahun ini,” ujar Amam, Selasa 14 Januari 2020.
BACA JUGA: Satu Pasien Akibat DBD Meninggal Dunia
Oleh karenanya, Dinkes Kabupaten Madiun melibatkan seluruh elemen dalam mengantisipasi serangan DBD. Salah satu upaya yang dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk secara massal, pembagian serbuk abate, dan pengasapan atau fogging.
“Pencegahan yang paling utama dengan menjaga lingkungan tetap bersih. Hal ini perlu dilakukan oleh semua pihak,” ujar dia sembari menyatakan seluruh jaringan dinkes, seperti kader posyandu diberi tugas mengampanyekan tentang kebersihan lingkungan.
Menurutnya, upaya pencegahan DBD perlu terus ditingkatkan. Sebab, berdasarkan siklus tahunan selama ini, penyakit itu mewabah pada pertengahan musim hujan. Sesuai perkiraan dinkes, waktunya pada Januari hingga Februari mendatang.
BACA JUGA: 10 Hingga 15 Pasien Baru DBD Perhari di Ponorogo
Dengan demikian, warga diminta berperan aktif. Selain dalam menjaga kebersihan lingkungan, juga mengenali tanda-tanda awal DBD sehingga dapat segera memeriksakan diri kepada petugas kesehatan.
Gejala yang mudah dikenali jika terserang DBD seperti suhu badan yang tinggi. Kemudian, setelah diobati turun dan tidak berselang lama kembali panas. Selain itu, juga disertai dengan mual dan pusing. Juga, munculnya bintik-bintik merah pada kulit.