Sabtu, 26 April 2025 03:00 UTC
Minuman dawet berbahan dasar daun kelor kreasi ibu-ibu PKK Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Sabtu, 26 April 2025. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto – Ibu rumah tangga di Kota Mojokerto mampu memanfaatkan daun kelor yang biasa dimasak menjadi sayur kini diubah menjadi minuman dawet yang menyegarkan dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Ia adalah Oemi Sri Wahyuni, salah satu pengurus Tim Penggerak (TP) PKK Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, sehari hari mampu meracik daun kelor yang dikelola menjadi dawet.
Sekertaris TP PKK Pulorejo Oemi Sri Wahyuni membeberkan pembuatan dawet kelor bermula dari keinginan emak-emak untuk mempunyai produk unggulan. Sebab, Pulorejo telah menyandang status kelurahan mandiri.
"Dari Tim PKK mengusulkan membuat minuman. Karena orang paling suka dengan minuman. Di situlah tercetus bikin minuman dari daun kelor," katanya, Sabtu, 26 April 2025.
Oemi mengaku sebagai tanaman tropis, daun kelor memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena mengandung mengandung nutrisi, mulai dari protein, kalori, zat besi, hingga vitamin B dan C. Tak hanya itu, daun kelor juga kaya antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.
BACA: Pasutri di Kota Mojokerto Sukses Produksi Snack Berbahan Kelor dan Singkong
"Jadi daun kelor ini bagus untuk kekebalan tubuh dan bagus untuk penurunan stunting balita dan kesehatan ibu hamil," katanya.
Di lihat sekilas, sajian dawet kelor yang dibuatnya sama persis dengan dawet ayu khas Banjarnegara. Berisi olahan tepung beras berwarna hijau yang dibentuk dengan saringan dan kuah santan bercampur gula aren.
Cita rasa daun kelor yang khas berpadu dengan daun pandan baru terasa setelah menikmatinya.
Oemi mengaku cara membuat dawet daun kelor sama seperti dawet lainnya. Dawet dihasilkan dari campuran tepung tapioka dan tepung beras.

Pembuatan dawet berbahan tepung beras, tepung tapioka, dan daun kelor kreasi ibu-ibu PKK Pulorejo, Kec. Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Foto: Hasan
Proses perebusan di atas kompor dengan api sedang. Jika sudah mengental dan warna berubah hijau mengkilat tandanya sudah jadi.
“Api kompor tidak boleh dinyalakan dulu sebelum adonan diaduk. Sebab, kalau api dinyalakan tidak bisa bercampur,” ujarnya.
BACA: Disebut ‘Tanaman Ajaib’, ini 6 Manfaat Daun Kelor
Selanjutnya, adonan disaring menggunakan cetakan dawet yang dibawahnya berisi air es. Setelah itu siap disajikan dengan kuah santan dan gula aren.
Lumrahnya, menurut Oemi, dawet ditambah irisan Nangka, namun ia memilih tidak menggunakannya karena khawatir merusak aroma dan cita rasa dari kelor.
“Perbedaan dengan dawet yang lain ini keunikannya dari aroma khas daun kelor. Makanya kita tidak pakai nangka karena otomatis aromanya hilang,” katanya.
Inovasi ini mendapat sambutan baik dari masyarakat sekitar, meski mulanya menurut Oemi banyak yang heran.
“Awal-awalnya orang heran kok daun kelor dibuat dawet. Begitu merasakan bilang unik, ada aroma kelornya,” ujarnya.
Selama ini, ia dan anggota TP PKK Pulorejo baru membuat dawet kelor jika ada pesanan. Mayoritas pesanan datang dari pemerintah ketika ada kegiatan. Satu botol es dawet kelor ini dibanderol Rp5.000.
"Setiap bulan ada kegiatan, baik dari internal maupun kelurahan. Satu kali order bisa 50 porsi. Hasil dari jualan es dawet kelor ini lumayan untuk kas TP PKK Pulorejo," katanya.