Logo

Pasutri di Kota Mojokerto Sukses Produksi Snack Berbahan Kelor dan Singkong

Reporter:,Editor:

Kamis, 23 January 2025 09:20 UTC

Pasutri di Kota Mojokerto Sukses Produksi Snack Berbahan Kelor dan Singkong

Beberapa makanan ringan berbahan baku daun kelor dan singkong buatan Sulistyawati, warga Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Kamis, 23 Januari 2025. Foto: Hasan

JATIMNET.COM, Mojokerto – Sulistyawati, 49 tahun, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, sukses menyulap daun kelor menjadi makanan stik yang digemari masyarakat sejak tahun 2019 silam.

Bersama sang suami, Purwanto, 59 tahun, keduanya tak hanya mengolah daun kelor menjadi makanan ringan, kini olahan kripik singkong juga telah banyak mendapatkan pesanan.

Sesekali pria paruhbaya itu terlihat mengupas bahan baku keripik dan mengirisnya menggunakan cetakan tradisional berbahan kayu di ruangan samping rumahnya. 

"Kalau bapak bagian membersihkan bahan baku mulai dari singkong, pisang, talas. Dikupas, dicuci bersih, terus diiris sesuai ukuran. Baru dicuci lagi sampai bersih dan dijemur, saya yang bagian bumbuin, goreng, sama packing," kata Lies sapaan akrabnya, Kamis, 23 Januari 2025.

Lies mengatakan suami yang memilih berhenti dari pekerjaan sebelumnya dan merintis usaha dengan nama Lies Snack enam tahun silam, awalnya hanya bermodalkan Rp 1,5 juta.  

BACA: Kunjungi Sentra Alas Kaki Kota Mojokerto, Dirjen IKMA Kemenperin Cek Bantuan Mesin Perajin Sepatu

Selain itu, ia termotivasi untuk membuat snack yang sehat untuk anak-anak dari bahan daun kelor. Kala itu ada perlombaan inovasi kudapan dari daun kelor dan tercetuslah ide stik kelor. 

“Pertama itu stik kelor. Masih saya ingat sekali waktu itu, ada lomba kudapan kelor. Jadi saya buatlah stik kelor, supaya anak-anak mau. Kalau sayur gitu kan enggak mau, jadi saya bikin cemilannya," kata Lies. 

Inovasi olahan snack keluarga ini pun semakin bertambah setelah Lies mendapatkan dukungan penuh dari suami termasuk membuat sendiri alat-alat produksi seperti pengiris. 

"Terus suami resign dan punya ide kenapa enggak nambah bikin keripik-keripik. Akhirnya suami buatkan alat, pasrah, nyoba-nyoba, dan saya kembangkan," kata kader PKK di Kota Onde-onde ini. 

Produksi kemasan Rp10 ribu hingga Rp15 ribu ternyata sangat laris. Tempat penitipan jualan produksinya kembali meminta untuk dibawakan lagi. Hal ini membuatnya lebih terpacu lagi untuk melanjutkan usaha Lies Snack. 

“Awalnya, hanya karena untuk biaya hidup, bantu suami, lalu untuk pendidikan anak-anak. Dan akhirnya memberanikan diri usaha mandiri bersama," ujarnya.

Menurut Lies, ia tak hanya menjual kemasan besar yang didistribusikan reseller maupun dititipkan ke pusat oleh-oleh di Kota maupun Kabupaten Mojokerto, tapi produk aneka kripik olahan bersama Purwanto juga dititipkan ke sejumlah warung kopi. 

BACA: Kunjungi Kota Mojokerto, FKDM Pemkab Paser Borong Sepatu dan Batik

"Selain pusat oleh-oleh dan reseller, saya tetap menaruh di warkop, toko-toko kecil gitu, tapi kemasan yang plastik kecil Rp2.000-an," ujarnya. 

Ia pun saat ini mulai merambah media sosial untuk mempromosikan produk UMKM olahannya bersama sang suami meski ada keraguan jika nantinya pasutri ini kewalahan dalam menghadapi pesanan kustomer online. 

"Sekarang coba masang-masang gambar produk di Instagram, walau takut juga banyak pesanan. Karena produksi saya hanya berdua dengan bapaknya, ada bantu paling di packing saja, itu kalau pesanan terlalu banyak," katanya. 

Meski begitu, Lies dan Purwanto tetap optimis di usia tuanya untuk tetap produktif dan berpenghasilan secara mandiri. Keduanya tebilang sukses karena mampu menghantarkan dua buah hatinya hingga mengenyam bangku pendidikan.