Minggu, 28 July 2024 11:00 UTC
Para remaja nongkrong di jalan penghubung Desa Jasem dan Sedati di Desa Sedati, Kec. Ngoro, Mojokerto, menikmati sunset dan panorama Gunung Penanggungan, Minggu sore, 28 Juli 2024. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto – Sebuah jalan cor di tengah persawahan Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, mendadak ramai dipadati puluhan remaja untuk berkumpul dan menikmati kopi dari beberapa warga yang berjualan di pinggir jalan setiap sore.
Jalan ini merupakan salah satu jalur alternatif dari Jalan Raya Ngoro, Desa Jasem, menuju Pasar Sedati atau lapangan Desa Sedati. Di kanan kiri jalan tersebut memang masih berupa hamparan ladang dan sawah padi serta ilalang.
Ditemani panorama matahari terbenam yang menakjubkan, lokasi ini kini menjadi tempat tongkrongan yang ramai dikunjungi berbagai kalangan.
Sejak beberapa bulan terakhir, jalan penghubung Desa Jasem dengan Desa Sedati Kecamatan Ngoro ini tampak menjadi tempat favorit untuk bersantai menghabiskan waktu sore sambil melihat matahari terbenam.
BACA: Sensasi Café Aone Trawas, Serasa di Atas Awan
Terdapat sedikitnya tujuh pedagang yang menjual aneka kopi dan minuman dingin dengan memanfaatkan sepeda motor yang dimodifikasi menyerupai lapak mulai dari menyeduhkan air panas hingga meracik minuman dingin.

Ramainya remaja nongkrong dengan panorama sunset di jalan penghubung Desa Jasem dan Sedati, Ngoro, Mojokerto, dimanfaatkan pedagang minuman, Minggu sore, 28 Juli 2024. Foto: Hasan
Salah satunya, Khoirul Rizal, warga Kecamatan Mojosari, yang mengungkapkan jika bersantai di tempat ini terdapat sensasi yang berbeda daripada nongkrong di warung kopi pada umumnya.
"Syahdu Mas, udaranya sejuk, bisa melihat gunung dan hijaunya persawahan," katanya, Minggu sore, 28 Juli 2024.
Menurutnya, usai pulang bekerja, ia selalu menyempatkan mampir hanya sekadar menikmati segelas kopi sebelum kembali pulang ke rumahnya.
"Saya kerja di pabrik pulang kerja langsung ke sini seminggu ya dua kali," katanya.
BACA: Cafe Omahe Bapak, Makan Sambil Menikmati Gunung dan Sawah ala Ubud Bali
Sementara itu, salah satu penjual, Puguh Widodo, mengaku dirinya berjualan kopi sejak setahun yang lalu setelah melihat lokasi tersebut menjadi potensi untuk dijadikan berjualan.
"Teman-teman nongkrong tapi enggak ada kopinya, biar lebih santai lebih enak ya saya jualan di sini," katanya.
Menurutnya, ia yang juga mantan karyawan perusahaan di NIP tersebut memodifikasi motor kesayangannya untuk dijadikan sebagai lapak berjualan kopi.
"Idenya dari teman-teman juga disuruh buat ini, cara buatnya lihat dari YouTube," katanya.
Hasilnya, ia mendapatkan pundi-pundi rupiah dari berjualan sejak pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB di lokasi yang dulunya jarang dilewati masyarakat tersebut.
"Masyarakat ya mendukung Mas, karena jalan ini khan biasanya sepi, dengan adanya ini jadi rame," katanya.