Sabtu, 26 July 2025 07:30 UTC
Roni menunjukkan rujak cingur di warungnya di pinggir sungai Jalan Gubernur Suryo di Jombang kota, Sabtu, 26 Juli 2025. Foto: Taufiqur Rachman
JATIMNET.COM, Jombang – Santap kuliner rujak khas Jawa Timuran di Kecamatan/Kabupaten Jombang pastinya banyak yang tahu saat para pemotor melintas Jalan Gubernur Suryo di dekat pinggir kali dari arah Alun-alun Jombang maupun sebaliknya.
Warung rujak cingur milik pasangan suami istri Roni Irawan, 45 tahun, dan Ambar, 42 tahun, ini tetep mempertahankan rasa ciri khas makanan tradisional asal Surabaya ini.
Walaupun usaha kuliner rujak juga banyak ditemui di Kota Santri sekarang ini, resep rujak cingur milik pasutri asal Desa Sengon, Kecamatan Jombang ini memiliki rasa khas turun temurun dari keluarganya hingga membuat warung rujak cingur dan minuman tradisional es cincau (es janggelan) ini dapat bertahan sampai sekarang.
Warung rujak yang buka sejak pagi hingga sore hari tersebut tampak cukup ramai dan hampir tidak pernah sepi pelanggan.
Dengan memakai bumbu khas keluarganya sendiri, warung makanan tradisional yang diberi nama 'Rujak River Side Mbak Ambar' atau ‘Rujak Pinggir Kali Mbak Ambar’ ini berbeda dengan bumbu rujak cingur lainnya, dengan memakai tambahan pisang kluthuk dan bumbu petis khusus didatangkan dari Sidoarjo.
BACA: Ini Resep Mudah Membuat Rujak Cingur di Rumah
"Kesukaan para pelanggan yang datang ke sini rata-rata karena rujaknya mempunyai khas sendiri, apalagi bumbu petis yang kita pakai dipesan khusus dari Kota Udang atau dari Sidoarjo langsung. Itu yang membuat rujak ini disukai orang-orang," ujar Roni, pemilik rujak di Jalan Gubernur Suryo pinggir Kali Jombang kepada Jatimnet, Sabtu, 26 Juli 2025.
Sebelumnya, ia bersama orang tuanya berjualan di samping Pos Perumahan Jaya Abadi di arah selatan tempat rujaknya sekarang ini.
Cita rasa rujak cingur khas Jombangan ini tak kalah dengan rujak-rujak dengan harga mahal di Kota Pahlawan Surabaya, Roni bersama istrinya menjual dengan harga bersahabat agar semua kalangan baik itu anak muda maupun orang tua juga bisa menjangkau kuliner khas Jawa Timuran ini.
Roni menunjukkan rujak cingur di warungnya di pinggir sungai Jalan Gubernur Suryo di Jombang kota, Sabtu, 26 Juli 2025. Foto: Taufiqur Rachman
Rujak di awarungnua hanya dihargai Rp10 ribu per porsi. Para pelanggannya sudah bisa merasakan racikan bumbu petis khas rujak Jawa Timuran dan dapat isian irisan tahu, tempe, cingur, sayuran dan buah, seperti kangkung, kacang panjang, kecambah, buah nanas, bengkoang, pepaya, dan timun. Semuanya dimasukkan ke ulekan bumbu petisnya.
BACA: Ini Lima Warung Rujak Cingur Legendaris di Surabaya
"Jika pelanggan menambah lontong dihargai Rp2.000. Apabila dimakan di tempat, pembeli juga dapat meminum es janggelan yang punya ciri khas sendiri, karena gulanya memiliki dua rasa, chery dan strawberry, harganya hanya Rp5.000. Jadi, jika beli rujak plus es di sini cuman Rp15 ribu sudah kenyang," kata pria yang gemar bermain gitar ini.
Selama berjualan rujak, setiap bulan Ramadan dirinya harus libur selama puasa dan tidak berjualan, karena menghormati orang yang menunaikan ibadah puasa. Namun, ketika Hari Raya Idul Fitri, rujak Mas Roni kembali diserbu pelanggan.
"Jika Hari Raya (Idul Fitri), buka sehari bisa melayani ratusan pelanggan dalam sehari atau membungkus 100 porsi dan bisa lebih. Sedangkan jika hari biasa paling banyak standarnya habis bisa sampai 60-an bungkus. Untuk omzet penjualan sendiri sebulan bisa sampai Rp3 jutaan atau lebih, bahkan sehari bisa keuntungan bersih bisa mencapai Rp200 ribu dan kalau Hari Raya bisa sampai Rp500 ribu lebih," katanya.
