Logo

Semangat Nenek Usia 58 Tahun Ikut Ujian Kejar Paket C di Mojokerto

Reporter:,Editor:

Senin, 05 April 2021 08:00 UTC

Semangat Nenek Usia 58 Tahun Ikut Ujian Kejar Paket C di Mojokerto

UJIAN PAKET C. Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK) Paket C digelar di SDN 2 Japanan, Kec. Kemlagi, Kab. Mojokerto, Senin, 5 April 2021. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Sebanyak 270 warga Kabupaten Mojokerto mengikuti ujian Kejar Paket C Kelas XII secara tatap muka selama empat hari di tengah pandemi Covid-19.

Ujian dilaksanakan sejak Jumat, 2 April 2021, dan berakhir Senin, 5 April 2021, di 21 lokasi yang tersebar di delapan kecamatan antara lain Kecamatan Gedeg, Kemlagi, Sooko, Trowulan, Jetis, Mojoanyar, Pungging, dan Dawarblandong.

Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah Sutarwiyah. Semangat nenek dengan lima orang cucu untuk meningkatkan pendidikannya ini patut diacungi jempol.

Kendati sudah berusia 58 tahun, dia masih mau mengikuti Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK) Paket C yang digelar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Japanan, Kecamatan Kemlagi, Senin, 5 April 2021.

Mengenakan seragam berwarna putih dan hitam, perempuan berjilbab itu tampak antusias mengerjakan UPK mata pelajaran Ekonomi, Pendidikan Agama, dan Sosiologi masing-masing sebanyak 40 soal.

Ia tak malu menjadi peserta tertua dari 31 orang yang ikut UPK Paket C, sebab dirinya ingin mencoba mengadu peruntungan untuk menjadi ASN di kala ada kesempatan.

BACA JUGA: Peserta Didik Kejar Paket C Meningkat

"Ya, saya terakhir dapat ijazah sekolah SMA Dlanggu tahun 1997. Terus namanya orang desa naruhnya sembarangan, kena makan rayap," kata wanita yang saat ini bekerja sebagai staf Tata Usaha (TU) di salah satu sekolah swasta.

Sebelum mengikuti ujian Kejar Paket C, dia terus belajar mengasah kembali pengetahuan yang dimilikinya. Berbekal internet, Sutarwiyah tetap berusaha mengerjakan soal-soal yang diberikan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto.

SEMANGAT. Peserta tertua, Sutarwiyah (jilbab motif bunga), 58 tahun, saat mengikuti ujian Kejar Paket C di SDN 2 Japanan, Kec. Kemlagi, Mojokerto, Senin, 5 April 2021. Foto: Karina Norhadini

"Otomatis ada sulitnya sih, utamanya Bahasa Inggris. Namanya juga daya tangkapnya sekarang sudah enggak sama kayak (seperti) waktu itu. Tapi saya tetap yakin bisa," kata ibu dengan tiga orang anak ini sembari tersenyum.

Sementara itu, peserta termuda, Angger Septyan, 19 tahun, asal Desa Japanan mengaku mengikuti UN Paket C karena tak mampu menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Taman Siswa. “Waktu itu enggak ada biaya memang buat neruskan sekolah," katanya.

Sehingga dirinya memanfaatkan peluang ujian Paket C gratis ini sebagai kesempatan mendapatkan ijazah SMA agar bisa melamar pekerjaan ke pabrik. “Supaya bisa kerja di pabrik, soalnya harus pakai ijazah SMA,” ujar remaja yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan ini.

BACA JUGA: Banyuwangi Gratiskan Kejar Paket untuk Pelajar Putus Sekolah

Terpisah, Kepala SPNF SKB Mojokerto Hatta Mustofa menambahkan total ada sembilan mata pelajaran yang diujikan dalam ujian Paket C, yaitu Bahasa Indonesia, PPKn,  Matematika, Geografi, Sejarah, Pendidikan Agama, Bahasa Inggris, Ekonomi, dan Sosiologi.

Selain itu, ujian tahun ini masih dilakukan secara tatap muka meski aturan dari pemerintah pusat ada dua metode pembelajaran, yaitu tatap muka dan daring.

Menurutnya, metode pembelajaran maupun ujian Paket C masih menggunakan tatap muka karena banyak kendala jika dilakukan secara online atau daring.

Hatta memastikan metode daring akan diterapkan tahun 2022 depan dengan berbagai pengkajian yang mereka lakukan saat ini.

"Kendala daring banyak faktor, dari latar belakang warga belajar di kesetaraan. Kemungkinan tidak punya HP, bahkan belum bisa menggunakan alias gaptek. Belum lagi umur, kalau usia sekolah mumpuni daring. Tapi di atas usia sekolah, belum tentu mumpuni," katanya.