Logo

Sebanyak 825 Warga NTB Digigit Anjing

Reporter:

Senin, 25 February 2019 02:40 UTC

Sebanyak 825 Warga NTB Digigit Anjing

no image available

JATIMNET.COM, Mataram – Sebanyak 825 warga Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan digigit anjing per 24 Februari 2019. Enam orang di antaranya yang berasal dari Kabupaten Dompu meninggal dunia.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat menyatakan, sebagian besar korban gigitan anjing ada di Kabupaten Dompu, sebanyak 735 orang. “Ada 32 yang positif rabies," kata Kepala Disnakeswan NTB Budi Septiani, Senin 25 Februari 2019.

Selain Kabupaten Dompu, kata dia, 33 warga Kabupaten Bima juga menjadi korban gigitan anjing, namun belum ada yang dinyatakan positif rabies, kemudian di Kabupaten Sumbawa 27 orang korban dengan empat sampel dinyatakan positif rabies.

BACA JUGA: Inggris Larang Penjualan Anak Anjing dan Kucing

Di Kota Bima tercatat empat korban dan di Kabupaten Sumbawa Barat ada enam warga digigit anjing.

Di wilayah Pulau Lombok, kata Budi, hanya dua kabupaten yang belum ada laporan warga digigit anjing, yakni Kabupaten Lombok Barat, dan Lombok Tengah, sedangkan di Kota Mataram sedikitnya tujuh orang sudah menjadi korban, Kabupaten Lombok Utara 10 orang, dan Lombok Timur empat orang.

"Kalau di Pulau Lombok belum ada korban yang dinyatakan positif terkena rabies. Tapi kami meningkatkan kewaspadaan agar tidak bertambah terus jumlah korban gigitan anjing," ujar Budi.

BACA JUGA: Anjing Hutan di TN Alas Purwo Mengancam Populasi Banteng

Pihaknya bersama Dinas Peternakan kabupaten/kota se-Pulau Sumbawa sudah berkoordinasi guna pengendalian rabies. Berbagai upaya yang dilakukan, di antaranya vaksinasi terhadap hewan penular rabies (HPR) berpemilik.

Disnakeswan NTB juga sudah berkoordinasi dan konsultasi ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian guna membahas perkembangan Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di Kabupaten Dompu, dan Sumbawa.

Upaya sosialisasi bahaya rabies di Kabupaten Dompu, Bima, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Kota Bima sudah dilakukan secara terpadu.

"Kami juga sudah melakukan KIE zoonosis rabies di Kabupaten Sumbawa pada 20 Februari 2019," ucapnya.

BACA JUGA: Sudah Empat Nyawa Melayang Akibat Rabies

Budi menambahkan upaya meningkatkan kewaspadaan di Pulau Lombok juga sudah dilaksanakan bersama para pihak terkait. Upaya yang dilakukan berupa vaksinasi HPR.

Selain itu, menggelar operasi gabungan pengawasan lalu lintas HPR di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, dan Pelabuhan Kayangan, di Kabupaten Lombok Timur.

Pihaknya juga sudah menggelar rapat koordinasi lintas sektoral tentang penanganan rabies dan kewaspadaan di Pulau lombok yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah Provinsi NTB Rosyadi Sayuti.

"Disnakeswan NTB juga sudah mengajukan anggaran belanja tak terduga kepada Gubernur NTB," kata Budi.