Kamis, 17 January 2019 13:36 UTC
Rektor ITS Prof Joni Hermana. Foto: Humas ITS
Resmikan STP, ITS Bakal Ciptakan Inovasi yang Bisa Dikomersialkan
JATIMNET.COM, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meresmikan gedung dan fasilitas Science Techno Park (STP) serta Inkubator ITS, Kamis 17 Januari 2019. Peresmian ini makin menunjukkan keseriusan ITS menjadi Research University.
Rektor ITS Prof Joni Hermana mengungkapkan, dengan diwadahinya inovasi melalui STP, nantinya ITS diharapkan bisa mengembangkan start-up lainnya selain industri kreatif, maritim maupun otomotif. “ITS akan terus menggali bidang-bidang unggulan yang layak untuk dipromosikan oleh STP,” katanya dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com.
Ia menekankan tantangan ITS ke depannya bukan lagi banyaknya target produk inovasi yang diciptakan, melainkan seberapa banyak produk-produk tersebut mampu memasuki persaingan dunia pasar serta dapat dikerjasamakan dengan industri.
“Hal ini mengingat banyaknya tugas akhir, tesis maupun disertasi dari dosen dan mahasiswa ITS yang berorientasi ke produk, namun belum banyak yang mampu dikomersialkan,” pungkas guru besar Teknik Lingkungan itu.
BACA JUGA: Mahasiswa ITS Rancang Jembatan Penyeberangan Ramah Difabel
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Kelembagaan dan Ilmu Pengetahuan Teknologi (Iptek) Pendidikan Tinggi (Dikti), Patdono Suwignjo menjelaskan, ITS dirasa mumpuni untuk membentuk kawasan STP dengan alasan inovasi-inovasi yang sudah banyak diciptakan dari penelitian yang ada di ITS. Terlebih ketika ITS sudah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), sehingga ITS dituntut untuk mandiri.
Dikatakan Patdono, luaran dari STP ini tak lain berupa start-up company dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus. “Sebutan start-up company itu ditujukkan kepada perusahaan yang memproduksi dan memasarkan penelitian-penelitian yang sudah menjadi prototype,” jelasnya.
Lebih lanjut, Patdono menerangkan bahwa STP ini tak hanya menjembatani inovasi yang murni berasal dari penelitan, melainkan juga mengembangkan produk yang telah ada kemudian dilakukan modifikasi.
”Misalnya saja, terdapat produk yang sudah diperdagangkan di negara lain. Tetapi kita memiliki terobosan baru, maka produk tersebut tetap layak untuk diinkubasi di STP ini,” tuturnya.
Seperti diketahui, inisiasi kawasan STP ITS sendiri telah dimulai sejak tahun 2016 lalu dengan dibantu oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Saat itu, ITS telah menyelesaikan pembuatan masterplan kawasan STP yang meliputi tiga pusat studi (center) dari tujuh sektor pusat studi yang ada di ITS. Ketiganya ialah Maritime Center, Creative Center dan Automotive Center.
BACA JUGA: Mahasiswa ITS Sulap Ampas Tebu Cegah Bahaya Mercuri
Menurut Wakil Rektor IV ITS bidang Inovasi, Kerja Sama, Kealumnian dan Hubungan Internasional, Prof Ketut Buda Artana, riset yang dijalankan di ITS dikembangkan dalam bentuk perusahaan berbasis teknologi. Sehingga menghasilkan ekosistem inovasi dengan keterlibatan akademisi, pebisnis (start-up company), pemerintah maupun masyarakat.
“Meski belum adanya infrastruktur yang memadai kala itu, terbukti ITS sudah mampu menghasilkan sebanyak 124 produk inovatif dari hilirisasi riset mahasiswa maupun dosen dalam satu tahun,” ungkap dosen Teknik Sistem Perkapalan ini.
