Senin, 19 August 2019 11:43 UTC
JAMINAN KEAMANAN. Rektor Unitomo Bachrul Amiq memberi jaminan keamanan kepada mahasiswa yang kuliah saat audiensi di kampusnya, Senin 19 Agustus 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Rektor Unitomo Surabaya Bachrul Amiq menjamin kemanan bagi mahasiswa Papua yang kuliah di tempatnya. Jaminan keamanan ini disampaikan menyusul pascakerusuhan di asrama mahasiswa di Jalan Kalasan, Surabaya, Sabtu 17 Agustus 2019 lalu.
Jaminan keamanan itu juga dibuktikan dengan meminta mahasiswa Papua yang sudah kuliah untuk menghubungi adik-adiknya atau mahasiswa baru (maba). Dia berharap mahasiswa senior bisa memberikan rasa aman kepada adik-adiknya yang beberapa di antaranya belum tiba.
“Sedikitnya ada 26 (maba) yang belum datang. Kami sekaligus mengimbau mahasiswa senior Papua untuk mengontak adiknya untuk memberi jaminan keamanan,” kata Bachrul setelah menggelar audiensi dengan mahasiswa asal Papua di kampus Unitomo, Senin 19 Agustus 2019.
BACA JUGA: Mahasiswa Papua di Surabaya Dikenal Ramah oleh Warga Sekitar Asrama
Bachrul sengaja mengumpulkan seluruh mahasiswa Papua di Unitomo untuk memberikan jaminan keamanan di Surabaya. Sehingga seluruh mahasiswa Papua bisa menempuh pendidikan tanpa ada gangguan.
“Kami sengaja mengumpulkan mahasiswa Papua, ojo wedi (jangan takut), kalian adalah saudara, kalian bisa tetap kuliah di Unitomo,” Bachrul Amiq menegaskan.
Menurutnya kericuhan di asrama mahasiswa tidak selayaknya terjadi di Kota Surabaya dengan sentimen apapun. Dia memandang warga Papua tetap bagian dari Bangsa Indonesia.
“Saya prihatin dengan kericuhan di asrama mahasiswa, yang diporak-porandakan, kemudian diserbu,” kata dia. Selanjutnya, lanjut Amiq, Unitomo akan bekerja sama dengan polsek setempat untuk menjamin kemanan dan keselamatan mahasiswa Papua.
BACA JUGA: Gubernur Papua Imbau Warganya Merespons Secara Wajar Soal Insiden di Surabaya
Bachrul juga meminta agar seluruh mahasiswa Unitomo dari berbagai daerah untuk saling menghargai. Apalagi pendatang yang tinggal di Papua diterima dengan baik.
Tindakan represif yang dirasakan mahasiswa Papua pada Sabtu 17 Agsutus di Jalan Kalasan mendapat dukungan dari Koalisi Masyarakat Sipil Anti Diskriminasi dan Rasialisme.
Petisi ini juga didukung sejumlah lembaga dan individu untuk menolak segala bentuk kekerasan kepada masyarakat sipil dengan alasan apapun.