Logo

Mahasiswa Papua di Surabaya Dikenal Ramah oleh Warga Sekitar Asrama 

Reporter:,Editor:

Senin, 19 August 2019 06:15 UTC

Mahasiswa Papua di Surabaya Dikenal Ramah oleh Warga Sekitar Asrama 

RAMAH. Suasana di sekitar Asrama Mahasiswa Papua di Pacar Keling, Surabaya, Senin 19 Agustus 2019. Warga mengenal para mahasiswa Papua ramha-ramah dan tidak pernah membuat onar di lingkungannya. Foto: Khoirotul Lathifiyah

JATIMNET.COM, Surabaya – Warga sekitar Asrama Mahasiswa Papua (AMP) yang berada di Jalan Kalasan Pacar Keling Surabaya mengenal warga Papua bersikap ramah dan sama seperti orang Jawa pada umumnya. Bahkan Mahasiswa Papua yang pulang kuliah dan menuju asrama kerap menyapa orang yang dikenalinya.

Salah satu pedagang warung kopi mengatakan hampir setiap hari berinteraksi dengan penghuni asrama. “Bertanya kabar kalau lama tak bertemu. Malah setelah pulang dari Papua sering dibawakan oleh-oleh. Waktu itu dibawakan ikan asin,” kata Gatot, seorang penjaga warkop di Jalan Pacar Keling, Senin 19 Agustus 2019.

BACA JUGA: Jaringan Gus Durian Jatim Sayangkan Diskriminasi terhadap Mahasiswa Papua

Ia menyampaikan penghuni asrama tidak pernah membuat kerusuhan. Bahkan mereka pun saling mengingatkan dan melarang temannya agar tidak berbuat kerusuhan di lingkungan sekitar.

Pria tersebut mengungkapkan interaksi yang dilakukannya pun tidak ada bedanya dengan pelanggan warga setempat.

“Ya, kalau kita berbuat baik, mereka pun pasti berbuat baik sama kita. Saya pun sudah mengenal penghuni asrama. Mereka selalu bersikap baik kalau membeli,” katanya.

Menurutnya mahasiswa Papua berusaha bersikap baik di lingkungannya. Jika terdapat temannya dari luar kota datang, penghuni asrama selalu mendampinginya agar tidak berbuat onar.

BACA JUGA: Masyarakat Galang Petisi Hentikan Kekerasan terhadap Mahasiswa Papua

Kadang ada teman luar kota datang, kata dia, jika sedang marah-marah temannya, pasti selalu ada yang mengawal. Sehingga tidak terjadi kerusuhan di lingkungan Jalan Pacar Keling, Kalasan, atau wilayah sekitarnya.

Selain itu, seorang ibu penjaga toko kelontong juga menyampaikan sangat menerima kehadiran warga Papua tersebut.

“Mereka kan di sini cari ilmu. Mereka juga bagian dari bangsa Indonesia. Jadi saya menerimanya. Mereka pun tidak pernah membuat kerusuhan,” kata perempuan yang biasa disapa Bu Sugik ini.

Ia menjelaskan beberapa mahasiswa Papua membeli minum maupun rokok di toko kecilnya. Saat bertransaksi pun tidak pernah membentak, tapi selalu bersikap ramah dan tersenyum.

BACA JUGA: Gubernur Jatim Minta Masyarakat Jaga Harmonisasi Antar Warga

Bahkan gadget seorang mahasiswa pernah tertinggal di toko, kata dia, warga Papua tersebut kembali dan menanyakan gadgetnya dengan sopan.

“Bu, apa ada hp ketinggalan di sini?, Itu milik saya,” kata penjaga toko kelontong yang menirukan pertanyaan mahasiswa Papua tersebut.

Ia juga menyampaikan hampir setiap hari mahasiswa Papua membeli makan di Jalan Pacar Keling Gang 1. Biasanya membeli makanan secara ramai-ramai dan mereka pun saling berbincang dengan temannya.

Meski ramai, kata dia, mahasiswa Papua tidak pernah membuat kegaduhan atau mengganggu warga setempat.

“Kadang kalau melihat saya, langsung disapa dengan tersenyum dan menunduk,” katanya.

Ia berharap agar tidak ada kerusuhan lagi, karena mahasiswa tersebut juga bagian dari bangsa. Apalagi tujuannya ke Kota Surabaya adalah untuk belajar. Sehingga sudah selayaknya warga Indonesia harus saling menjaga dan menghargai satu sama lain.