Jumat, 07 May 2021 10:20 UTC
Pembukaan acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara UT dan 12 PTN dan PTS di Indonesia.
JATIMNET.COM, Surabaya - Untuk mendukung upaya pemerintah mengoptimalkan pembelajaran daring di Indonesia dalam rangka mewujudkan Merdeka Belajar untuk semua, Universitas Terbuka (UT) bersama 12 perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) di Indonesia melakukan penandatanganan kerja sama secara hybrid, Kamis 6 Mei 2021.
Dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Prof Ir Nizam, perjanjian kerja sama antara UT dan perguruan tinggi mitra ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan pembelajaran daring secara bersama-sama melalui platform Indonesia Cyber Education (ICE) Institute.
“ICE Institute merupakan galeri pembelajaran daring di Indonesia,” kata Kepala ICE Institute, Paulina Pannen.
ICE Institute berperan dalam penyediaan dan pemanfaatan mata kuliah daring yang sudah terkurasi dalam rangka merdeka belajar untuk semua.
Baca Juga: Gadis Ponorogo Jadi Mahasiwi Termuda di Fakultas Kedokteraan Unair, Ini Tipsnya
Setiap perguruan tinggi mitra diminta berkontribusi 10 mata kuliah untuk ditawarkan secara gratis selama tiga tahun lewat platform ICE Institute. “Saat ini sudah ada 120 mata kuliah daring yang akan segera diintegrasikan,” ia menuturkan.
Melalui kerja sama ini, ICE dapat memfasilitasi perguruan tinggi untuk menyediakan layanan mata kuliah daring ke berbagai pengguna serta memfasilitasi pengguna untuk memilih berbagai mata kuliah daring yang diminatinya secara mudah dan cepat.
"Melalui program ini diharapkan Indonesia dapat mewujudkan merdeka belajar untuk semua dan kedepannya akan lebih banyak menggandeng perguruan tinggi lain,” ia menerangkan.
Sementara, Dirjen Dikti Prof Ir Nizam mengungkapkan dukungannya dalam pengembangan ICE Institute. Ia berharap dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka pendidikan bisa diakses oleh seluruh rakyat Indonesia dan akan tercipta kolaborasi antar mahasiswa maupun dosen lintas daerah.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Manfaatkan Karbon Aktif Tempurung Siwalan sebagai Filter Masker Kain
"Tanpa sinergi dan gotong royong akan sangat sulit menciptakan sumber daya manusia unggul untuk kemajuan bangsa," kata Nizam.
Di lain pihak, Rektor UT Ojat Darojat menyampaikan bahwa ICE Institute ini merupakan salah satu program strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) yang penyelenggaraannya di bawah koordinasi UT.
“Program ini merupakan solusi untuk melakukan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Ojat.
Menurutnya, hadirnya ICE dapat membuka kesempatan belajar untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang berdomisili di perkotaan hingga di daerah terpencil.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Start-up Millennial
“Tidak menutup kemungkinan bahwa program ini ke depannya akan menggandeng mitra-mitra yang ada di luar negeri,” ia menekankan.
Ia pun berharap program tersebut dapat memberikan luaran yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. “Semoga seluruh jerih lelah yang dikorbankan dicatat sebagai amal kebaikan dan upaya ini dapat memberikan warna dalam sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia,” ia memungkasi.
Sebagai informasi, 12 perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) di Indonesia yang melakukan penandatanganan kerja sama tersebut diantaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pelita Harapan (UPH), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
