Jumat, 29 August 2025 04:00 UTC
AMBRUK. Kondisi ruang kelas di SMAN 1 Tiris, Kab. Probolinggo, berantakan setelah plafon kelas ambruk, Jumat pagi, 29 Agustus 2025. Foto: Zulafif
JATIMNET.COM, Probolinggo – Suasana belajar mengajar di SMAN 1 Tiris, Kabupaten Probolinggo, mendadak berubah mencekam.
Plafon salah satu ruang kelas tiba-tiba ambruk pada Jumat pagi, 29 Agustus 2025, hingga menimpa guru dan puluhan siswa yang sedang mengikuti pelajaran.
Suara keras dari runtuhnya material membuat siswa panik berhamburan. Seorang guru dan sejumlah pelajar menjadi korban luka dan puluhan lainnya mengalami trauma.
Kapolsek Tiris Iptu Syamsul Arifin menjelaskan pihaknya segera bergerak setelah menerima laporan dari masyarakat. Polisi bersama aparat terkait langsung menuju lokasi untuk melakukan pengecekan.
BACA: Plafon Kelas Ambruk, Siswa SDN Jabon 2 Jombang Belajar di Ruang Darurat
“Plafon yang roboh berada di ruang kelas yang saat itu sedang digunakan. Tidak ada korban jiwa, tetapi guru dan siswa mengalami luka ringan,” kata Syamsul.
Dari hasil pemeriksaan awal, keruntuhan plafon diduga dipicu kelembaban udara yang cukup tinggi. Kondisi ini diperparah oleh getaran gempa ringan yang sempat mengguncang wilayah Probolinggo beberapa hari sebelumnya.
“Kombinasi dua faktor itu membuat struktur plafon melemah hingga akhirnya ambruk,” katanya.
Seorang guru, Ahmad Subairi, dilaporkan mengalami pusing setelah tertimpa material. Sementara seorang siswa, Muhammad Risky, mengalami luka di tangan.
Tidak hanya itu, sekitar 35 siswa lainnya turut mengeluh pusing dan syok akibat panik saat peristiwa terjadi.
BACA: Rusak Lama, Atap Tiga Ruang Kelas SDN Gunungan Dawarblandong Mojokerto Ambruk
Pihak sekolah dengan sigap memberikan pertolongan pertama, sementara korban yang membutuhkan penanganan lebih lanjut segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan pendataan terkait kerusakan bangunan.
“Prioritas kami adalah memastikan keamanan gedung agar tidak membahayakan aktivitas belajar. Kami berkoordinasi dengan dinas terkait untuk langkah perbaikan,” kata Syamsul.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pengecekan berkala kondisi fisik bangunan sekolah, terutama di wilayah yang rawan gempa dan beriklim lembab seperti Probolinggo.
